Bisnis Furniture Alumunium Semakin Menggiurkan

Pengusaha dan pengrajin furniture berbahan alumunium, Nofi Hendra yang berada di kawasan Simpang Empat Asam Jao, Jorong Subarang, Nagari Koto Baru, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok.
Pengusaha dan pengrajin furniture berbahan alumunium, Nofi Hendra yang berada di kawasan Simpang Empat Asam Jao, Jorong Subarang, Nagari Koto Baru, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok. Foto : Fernandez
Pengusaha dan pengrajin furniture berbahan alumunium, Nofi Hendra yang berada di kawasan Simpang Empat Asam Jao, Jorong Subarang, Nagari Koto Baru, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok.
Pengusaha dan pengrajin furniture berbahan alumunium, Nofi Hendra yang berada di kawasan Simpang Empat Asam Jao, Jorong Subarang, Nagari Koto Baru, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok. Foto : Fernandez

Ditengah lesunya iklim ekonomi di tanah air telah berdampak besar terhadap menurunnya daya beli masyarakat terhadap sejumlah produk seperti furniture dan properti berbahan kayu.

Namun demikian, hal itu ternyata tidak berpengaruh terhadap produk kerajinan alumunium dan kaca. Kerajinan yang banyak menghasilkan produk seperti lemari pajangan, rak piring, etalase, gerobak, kusen pintu dan jendela ini bahkan kian menggiurkan dengan omzet ratusan juta rupiah setiap bulannya.

Nofi Hendra, pengusaha dan pengrajin furniture berbahan alumunium yang berada di kawasan Simpang Empat Asam Jao, Jorong Subarang Nagari Koto Baru, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok ini salah satunya.

Nofi mengungkapkan, toko Hary Alumunium Bersaudara (HAB) miliknya selalu kebanjiran order pesanan dari pelanggan. Meski sudah memanfaatkan tenaga 14 orang karyawan, namun ia tetap saja belum mampu memenuhi pesanan pelanggan yang datang dari berbagai daerah di Sumatera Barat hingga Provinsi tetangga.

Setiap hari, kata Nofi, rata-rata pihaknya mampu memproduksi 10 unit barang furniture seperti lemari rak piring, etalase, gerobak dan lainnya. Dengan rata-rata produksi 1 unit, 2 jam yang dikerjakan oleh 2 orang pekerja.

“Alhamdulillah kita tetap kebanjiran pesanan, paling pada saat Ramadhan kemaren memang pesanan agak turun sekitar 5 persen dari bulan biasanya,” kata Nofi kepada Kabarsumbar.

Usaha yang dirintisnya sejak tahun 2010 silam di Kotobaru Solok ini merupakan pengembangan dari orang tuanya yang juga memiliki kegiatan usaha yang sama, namun sebelumnya berada di Kota Padang.

Dalam dua tahun pertama, diakui Nofi memang belum terlihat kemajuan yang signifikan karena saat itu masih tahap merintis. Kemudian, tahun-tahun berikutnya usaha dengan keahlian otodidak ini telah menunjukkan kemajuan yang signifikan dengan rata-rata pertumbuhan minimal 150 persen per tahun.

“Awal merintis usaha di sini (Solok) modal awal saya kurang dari Rp. 25 Juta. Alhamdulillah sekarang asset saya sudah hampir mencapai Rp. 8 Miliyar, dengan omzet rata-rata Rp. 300 juta hingga Rp. 400 juta perbulannya,” ujar bapak tiga anak ini.

Nofi menceritakan, produk yang dihasilkan dari usaha kerajinan alumunium dan kaca ini memiliki beragam keunggulan diantaranya tahan karat, tahan rayap, kokoh dan ringan dibandingkan produk berbahan kayu.

Sedangkan untuk harga, juga relatif murah yaitu dengan kisaran antara Rp. 300 ribu hingga Rp. 13 juta per unit, tergantung model dan ukuran produk. “Target pasar kita adalah kalangan menengah ke bawah,” sebut Nofi yang mengaku tidak pernah kesulitan bahan baku ini.

Lanjut Nofi, banyak faktor yang membuatnya bisa bertahan dan berkembang sampai sejauh ini. Faktor itu seperti kualitas produk yang dihasilkan dan selalu berinovasi dengan model terbaru, serta kejujuran dalam menjalankan usaha. Sehingga bisa mendapat kepercayaan dari supplier barang dan perbankan dalam menunjang permodalan.

Selain itu kata dia dibutuhkan kerja keras dan keuletan dalam menyelesaikan setiap pesanan dari konsumen. Sedangkan untuk menjaga loyalitas para karyawannya, pihaknya memegan prinsip menjadi kan karyawan sebagai bagian dari keluarga dengan memberikan kepercayaan.

“Adakalanya kita tegas, terhadap karyawan yang bandel. Namun yang terpenting adalah mereka bagian dari keluarga dengan sama-sama membesarkan hingga menjadi sebuah team work yang handal. Kalau mereka sejahtera kita pun akan ikut sejahtera,” ujar Nofi.

Untuk karyawan baru saja, pihaknya bisa menggaji terbawah sebesar Rp. 1,6 juta setiap bulannya. Bahkan untuk karyawan lama ada yang digaji sampai Rp. 18 Juta per bulan.

Berkat kegigihannya, Nofi kini telah mulai mengembangkan usaha (ekspansi) ke sub bidang lainnya seperti pemasangan baja ringan, ACP dan plafon PVC. “Dalam dunia usaha, kita harus jeli menangkap peluang pasar, dan selalu berinovasi dengan produk terbaru,” pungkasnya.

 

Baca Kabarsumbar.com lebih update via Google News, Klik Disini atau Join Telegram Disini.