Agam – Proses identifikasi enam jenazah korban erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat masih berlangsung. Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Sumbar masih menunggu enam jenazah dari total 11 korban yang dinyatakan meninggal dunia.
Proses identifikasi dilakukan di RSUD Achmad Mochtar Bukittinggi. Tim DVI menggunakan berbagai metode forensik untuk mengidentifikasi korban, termasuk pemeriksaan DNA, sidik jari, dan tanda-tanda fisik lainnya.
Kepala Bidang Kedokteran Kesehatan Polda Sumbar Kombes drg. Lisda Cancer mengatakan, pihaknya telah berhasil mengidentifikasi lima jenazah pendaki korban erupsi Gunung Marapi pada Minggu (3/12/2023) sore lalu.
“Lima jenazah tersebut adalah M. Adan (21 tahun, laki-laki, Pekanbaru), M. Teguh Amanda (19 tahun, laki-laki, Padang), Nazatra Adzin Mufadhol (22 tahun, laki-laki, Kapau, Pekanbaru, Riau), M. Al Fikri (19 tahun, laki-laki, Padang), dan Nurva Afitri (27 tahun, perempuan, Padang Pariaman),” kata Lisda.
Lisda mengatakan, pihaknya masih menunggu 6 jenazah lainnya dari total 11 pendaki yang dipastikan meninggal dunia.
“Kami berharap proses identifikasi dapat segera selesai sehingga keluarga korban dapat segera menerima jenazah,” kata Lisda.
Erupsi Gunung Marapi terjadi pada 2 November 2023. Erupsi tersebut menyebabkan 11 pendaki meninggal dunia.
Pemerintah Provinsi Sumatera Barat telah menetapkan status tanggap darurat bencana di Kabupaten Agam dan Kota Bukittinggi selama 7 hari terhitung sejak 2 November 2023.