
Tanah Datar –Â Hijrah Adi Sukrial resmi mendaftar sebagai calon dalam Pemilihan Wali Nagari (Pilwanag) Nagari Pangian, Kecamatan Lintau Buo, Kabupaten Tanah Datar, Selasa (11/7/2017).
Hijrah yang merupakan Sekretaris Ikatan Keluarga Lintau Buo (IKLB) Kota Padang sendiri tercatat sebagai calon termuda yang maju dalam Pilwanag Nagari Pangian tersebut.
Sebelum pencalonan, Hijrah dijemput oleh puluhan pemuda dan masyarakat Nagari Pangian ke rumahnya di rumah kaum Dt Rajo Putih di Jorong Kotogadang, Nagari Pangian.
Selanjutnya Hijrah diarak keliling nagari oleh para pendukungnya. Setelah keliling seluruh jorong, akhirnya Hijrah diantarkan ke Sekretariat Panitia Pilwanag di Kantor Wali Nagari Pangian.
Didampingi Ketua Pemuda Pangian, Arfianto Dt Tan Kayo Hijrah disambut oleh panitia Pilwanag.
“Saatnya Hijrah, saatnya yang muda-muda memimpin Nagari Pangian. Mari kita berjuang bersama,” ujar pendukung Hijrah setelah Hijrah resmi mendaftar.
Arfianto Dt Tan Kayo mengatakan, pemuda Pangian sudah lama menginginkan adanya calon wali nagari dari kaum muda. Sebab, pemuda merasa saat ini butuh gebrakan besar untuk membuat Pangian bisa sejajar dan kemudian lebih maju dengan nagari lain di Sumatera Barat.
“Anak muda sudah lama meminta Hijrah bersedia mencalonkan diri. Sebab, Hijrah dinilai sudah memiliki kontribusi nyata untuk kampung halaman. Profesinya sebagai wartawan membuatnya memiliki jaringan yang luas yang bisa dimanfaatkan untuk kemajuan nagari,” ujarnya.
Detri pemuda lainnya mengatakan, meski tidak tinggal di kampung, Hijrah selalu berusaha berkontribusi untuk kampung halaman. Saat ada orang sakit tak ada biaya, saat ada anak nagari masuk kuliah tak ada biaya, saat ada sawah kekeringan tak bisa berproduksi, dia selalu jadi garda terdepan.
“Sifat empati itu adalah modal utama untuk jadi pemimpin yang baik. Beliau peduli, visioner, santun, dan memiliki jaringan yang luas,” ujar Detri.
Meski awalnya tidak bersedia dengan berbagai alasan, namun setelah shalat istikharah, minta pendapat istri, keluarga besar, Hijrah akhirnya bersedia mencalonkan diri.
Usai pendaftaran, Hijrah menyatakan bahwa bahwa dia hadir menjadi calon untuk memenuhi ekspektasi pemuda, tokoh masyarakat.
“Saya terharu ketika pemuda membujuk istri saya agar mengizinkan saya mencalonkan diri, menemui keluarga besar saya, beriuran mencetak spanduk untuk saya. Ini beban berat yang harus dibayar dengan kerja keras,” ujar Hijrah.
Terkait program unggulan, Hijrah mengatakan dia akan fokus pada pertanian, pendidikan dan pemberdayaan masyarakat. Jika tiga program ini jalan, nenurutnya Pangian akan maju dan sejahtera.
Saat ini katanya petani Pangian terkendala bercocok tanam karena banyak sawah yang kekeringan karena masalah irigasi, banyak sawah tadah hujan. “Ini program prioritas,” ujar Hijrah.
Di sisi lain, menurut Hijrah petani di Pangian masih bertani dengan biaya produksi tinggi sementara hasil minim. Saat ini rata-rata satu hektare hanya menghasilkan 2 ton, sementara di Jawa sudah mencapai 6 ton dalam satu hektare.
Harus ada sentuhan teknologi untuk membuat produksi petani bisa tinggi, minimal bisa 4 ton lah. “Ini saya dapatkan dari hasil diskusi dengan petani,” jelas Pembina Ikatan Pemuda Pelajar Lintau Buo (IPPLB) Kota Padang itu.
Terkait pendidikan, Hijrah mengatakan akan fokus menciptakan anak-anak berprestasi dan mencarikan jalan agar anak-anak ini nantinya mendapatkan jakur untuk menyalurkan potensi yang mereka miliki.
“Jika sekarang target anak Pangian kuliah di Unand, ke depan harus berani memasang target UI, ITB, UGM. Jika jadi polisi atau anggota TNI harus berani memasang target jadi perwira. Salah satu jalannya adalah dengan membina anak Pangian sejak dini,” ujar pendiri Pustaka Nagari Pangian ini.
Selain pembinaan, reward harus diberikan kepada anak-anak berprestasi.
Tokoh-tokoh menginspirasi harus sering dibawa ke Pangian, lalu salah satu jalan membentuk SDM unggul adalah dengan membesarkan rumah tahfizh yang sudah ada saat ini.
“Saat ini banyak program seleksi masuk perguruan tinggi negeri melalui jalur hafiz Quran, masuk polisi juga begitu. Ini peluang yang harus kita manfaatkan,” ujar Hijrah.
Sedangkan terkait pemberdayaan masyarakat, menurutnya pemuda dan ibu-ibu harus diberikan modal berupa pelatihan usaha kreatif, beserta modal dasar, pembinaan hingga pemasaran. “Dari 50 yang kita bina, 10 persen saja berhasil sudah ada 5 orang yang bisa membantu ekonomi keluarga,” ulasnya.
Terkait adanya keraguan terhadap dirinya karena masih muda, Hijrah mengatakan, masyarakat bisa melihat data peraih penghargaan wali nagari berprestasi di Sumbar. “Rata-rata umurnya dibawah 40 tahun,” ulasnya.
Menurut Hijrah, apabila masa muda mampu merubah nagari, beranjak dewasa akan mampu merubah kabupaten atau kota, dan terus mengembangkan perubahan hingga ke skala yang lebih besar.
“Nagari maju akan membentuk kecamatan maju, kecamatan maju akan menciptakan kabupaten maju dan kabupaten-kabupaten maju akan membentuk provinsi yang maju pula,” imbuhnya.