Indonesia sekarang tengah berada di masa revolusi peradaban generasi. Restorasi pemikiran yang sudah terjadi dari cara berfikir tradisional mulai bertransformasi ke cara berfikir modern. Seiring dengan itu, pengaruh dari revolusi zaman menjadi faktor penunjang utama dalam tranformasi pemikiran.
Generasi hasil transformasi tadi sering kita sebut dengan istilah kaum milenial. Kemunculan kelompok milenial ini memberikan suasana baru di Indonesia. Dengan pemikirannya yang segar serta memiliki cara pandang sendiri dapat memberikan narasi-narasi positif untuk membangun Indonesia.
Tak lepas dari itu, milenial juga memiliki andil dan hak dalam menentukan arah dan tujuan bangsa kedepan. Tak heran lagi banyak sekali milenial yang sudah mulai bemunculan di kancah perpolitikan Indonesia. Hal ini memberikan banyak ide dan gagasan ataupun narasi-narasi yang membangun dalam ruang politik Indonesia.
Menurut teori klasik Aristoteles politik itu adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama. Disamping itu Miriam Budiardjo mendefenisikan politik sebagai macam-macam kegiatan dalam sistem politik suatu negara yang menyangkut proses menentukan tujuan-tujuan dari sistem itu dan melaksanakannya.
Dalam konsepnya, politik dapat dibedakan menjadi lima konsep. Namun, salah satunya ialah kelembagaan. Kelembagaan itu sendiri menurut Max Weber adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penyelenggaraan negara. Max Weber melihat negara dari sudut pandang yuridis formal yang statis.
Artinya berpolitik bukanlah hal yang buruk sepajang seseorang tidak mnyalahkan sistem dan konsep politik secara kepentingan pribadi atau kelompok. Artinya politik dapat memberikan solusi untuk kepentingan sesama. Dan ini berkaitan erat juga dengan milenial yang memberikan angin segar untuk memperbaiki kerusakan dalam berpolitik.
Pentingnya milenial dalam kancah politik memperbaiki stigma buruk mengenai arti politik yang sebenarnya. Kehadiran milenial di tengah hiruk pikuk kondisi Indonesia saat sekarang ini menjadi jawaban atas pemikiran-pemikiran yang dihasilkannya. Sehingga keikutsertaan milenial dalam memberikan masukan serta mengingatkan dalam hal kepentingan rakyat.
Milenial saat sekarang tentu harus lebih memiliki pemikiran yang kritis dalam melihat situasi dinamika yang terjadi setiap saat. Ruang dalam hadir nya milenial untuk menjadi aktor politik di Indonesia sangat besar. Mengingat juga kemajuan polarisasi yang digunakan para milenial sangat cocok di era modern.
Tentu cara berpolitik inilah yang dapat memberikan kontribusi jelas dalam mengutamakan kepentingan bersama. Peran milenial tentu akan menjadi kompetitor bagi para senior yang sudah berumur lanjut. Dan ini juga memberikan pola baru dari cara politik tradisional yang masih digunakan para tokoh senior bangsa yang bertransformasi ke cara modern yang sesuai perkembangan zaman.
Seandainya para milenial tidak ikut berkontribusi dalam berpolitik. Tentu ini akan menjadi bencana besar terhadap keberlangsungan generasi bangsa. Hal ini di akibatkan dari sikap apatisme yang masih melekat dalam tubuh milenial sekarang.
Kita tidak tahu apa yang terjadi jika ada kekosongan aktor-aktor politik dari kalangan milenial. Yang sebenarnya milenial merupakan penerus dalam kemajuan bangsa Indonesia. Keapatisan ini menjadi persoalan yang kerap terjadi di lingkungan sekitar.
Salah satunya tidak ikut dalam pemilihan umum, baik kepala daerah maupun legsilatif. Tidak adanya partisipasi milenial tentu kita tidak tahu mengenai kualitas serta kapasitas kompetitor yang akan menang nantinya. Dan itu akan terjadi selama masa periode yang menang. Bagus kalua berkualitas namun buruk jika tidak. Dan peran milenial salah satunya adalah kritis.
Penting nya peran milenial dalam kancah politik juga dapat memberikan nilai sendiri akan kualitas kaum milenial di Indonesia. Sebab, hadirnya milenial dapat memperbaiki citra buruk yang selama ini terdoktrin dalam diri masyarakat akan buruknya berpolitik.
Sebenarnya politik itu tergantung seseorang yang menjalankan nya. Banyak aktivitas politik yang memiliki keberpihakan kepada rakyat. Tergantung kita akan menilai apakah seorang politisi itu memang benar-benar bekerja untuk rakyat. Dan rakyat sendiri bisa menilai dengan mata terbuka
Milenial hadir untuk merubah doktrin-doktrin buruk tersebut dengan menggunakan suasana baru dan cara baru. Pentingnya milenial untuk hadir dalam berpolitik juga menjadi pondasi kuat dalam memperbaiki pola lama yang sudah tidak sejalan dengan kepentingan orang banyak.
Sekarang banyak tokoh-tokoh milenial yang sudah berhasil duduk menjadi kepala daerah dan menjadi wakil rakyat di parlemen. Dengan hadirnya politisi muda dapat memberikan contoh dan edukasi kepada masyarakat akan pentingnya berpoltik.
Berdasarkan riset Formappi dari data DCS KPU, sebanyak 21 persen atau 930 caleg berusia 21-35 tahun, sebanyak 68 persen atau 3.013 caleg berusia 36-59 tahun. Sedangkan caleg berusia 60 tahun ke atas jumlahnya sedikit, yakni 11 persen atau 499 caleg.
Sedangkan data dari Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) mencatat ada 20 kepala daerah terpilih dan 17 wakil kepala daerah terpilih yang berusia kurang dari 34 tahun. Itu artinya, 13,7 persen daerah yang melaksanakan pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2020, akan dipimpin oleh kepala daerah berusia muda atau kaum milenial.
Kedua data di atas baik itu dalam pemilihan Legislatif maupun Eksekutif menunjukan meningkatnya aktor milenial di kancah perpolitikan di Indonesia. Dan ini membuktikan bahwasanya peran penting milenial terbukti jelas dalam membangun daerah dan memberikan warna baru dalam sistem poltik Indonesia yang tengah mengalami transformasi. Disamping itu juga, keikutertaan milenial menjadi seorang politisi dapat mendobrak kemajuan zaman yang bisa setara dan menyeimbangi kemajuan zaman yang semakin hari semakin berdinamika.
Tak lepas dari itu, penting nya juga milenial dalam kancah politik bisa melakukan edukasi kepada masyarakat akan bagus nya pola politik Indonesia. Dan juga dapat memberikan contoh yang baik dan dapat memperbaiki lagi stigma buruk tentang politik di tengah masyarakat.
Penulis juga bepesan teruntuk kaum milenial mari kita berpatisipas dan terjun dalam kancah politik Indonesia. Dengan hadirnya politisi muda bisa dapat memberikan kemajuan dan juga dapat memberikan ide dan gagasan untuk mebangun bangsa Indonesia.
Serta tak kalah penting nya jadilah politisi yang tetap mengutamakan kepentingan rakyat dari pada kepentingan probadi atau golongan. Karena kita ini di bayar oleh rakyat tentu kita harus bekerja sesuai porsi kita untuk rakyat.
Tak kalah penting juga milenial harus bisa berfikir lebih kritis dalam menghadapi tantangan zaman serta dinamika politik yang terjadi di Indonesia. Dan jangan sampai milenial saat sekarang masih juga memiliki pemikiran yang apatis dan itu dapat berdampak buruk terhadap diri sendiri.
(Penulis Adalah Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara Universitas Negeri Padang)