Opini  

OPINI : Waspada Remaja Tiktok Terkena Copycat Suicide di Era Maraknya Kasus Bunuh Diri

Salsabila Afifah Umar - Mahasiswa Universitas Andalas Jurusan Ilmu Komunikasi.

Kasus bunuh diri saat ini marak terjadi secara beruntun yang dilakukan oleh para mahasiswa dan juga pelajar hal ini dipicu karena remaja terkena copycat suicide.

Copycat Suicide adalah perilaku peniruan dalam melakukan bunuh diri yang dilakukan ketika seseorang melihat kabar dan mendengar orang lain melakukan bunuh diri, perilaku ini terjadi karena adanya pengaruh media yang sangat kuat. Bunuh diri merupakan seseorang yang memiliki gangguan mental atau gangguan jiwa, yang sudah putus asa terhadap keadaan dan memilih lari dari kehidupan nyata.

Pada tahun 2023 ini terdapat kasus bunuh diri yang viral di beritakan oleh media sosial yaitu kasus bunuh diri yang dilakukan oleh dua mahasiwa yaitu mahasiswi Universitas Negeri Semarang (Unnes) dan Universitas Dian Nuswantoro (Udinus). Kasus ini menyebar luas ke berbagai platform media sosial terutama TikTok. Serta yang terbaru kasus pembunuhan yang dilakukan oleh seorang pelajar SMK di Blitar.

Saat sekarang ini, pengguna Tiktok sangat ramai membicarakan kasus bunuh diri beruntun yang terjadi di beberapa mahasiswa. Warga tiktok ikut untuk berempati dan memberikan tanggapan, hingga banyak yang ikut untuk mengintograsi lebih dalam tentang motif dan alasan bunuh diri dari kedua mahasiswi ini.

Pertama, kasus dugaan bunuh diri yang dilakukan oleh seorang mahasiswa Universitas Semarang (Unnes) yang berinisial NJW (20) yang ditemukan tewas karena melompat dari lantai 4 di Mol Paragon Semarang Jawa Tengah, pada Selasa (10/10/2023). Kasus ini menjadi viral dan banyak mendapatkan tanggapan dari warganet terkhususnya pengguna media sosial TikTok. Isi komentar Tiktok tidak hanya ucupan duka cita dan mendoakan korban, tetapi komentar tersebut bertuliskan bahwa mereka juga berencana ingin melakukan hal yang sama dengan korban.

Dalam komentar – komentar yang di komentari publik dalam Tiktoknya korban tersebut dapat membuktikan bahwa banyak remaja Tiktok yang mengalami copycat suicide akibat kasuskasus bunuh diri yang terjadi beruntun.

Dikutip dari komentar warga tiktok yang mengatakan “nada aku ikut kamu ya” dan “ nada imanku makin goyah km tahu gak aku sudah capek bgt bertahan sampe titik ini tahu” hal ini sangat prihatin bagi kita, karena mereka ingin mengakhiri hidupnya dengan cara yang sama dengan korban yaitu bunuh diri karena sudah capek dengan dunia akibat masalah yang dia hadapi sangat rumit. Hal ini sangat memberikan dampak yang sangat buruk terhadap pemberitaan lewat media sosial menjadi viral tentang bunuh diri, jika dibiarkan mahasiswa dan juga pelajar akan terkena copycat suicide.

Kedua, kasus bunuh diri yang dilakukan oleh seorang mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro (Udinus), yang berinisialkan ENK (24) yang ditemukan tewas di kamar kos padan rabu (11/10/2023).

Kasus ini juga sempat viral di media sosial dan menumbuhkan perhatian khalayak. Berita ini tersebar di banyak media sosial khususnya platform Tiktok, dalam videovideo yang beredar terdapat surat wasiat yang dibuat oleh korban sebelum melakukan bunuh diri. Surat itu berisikan pesan si korban yang memiliki banyak masalah yang dihadapisehingga ia tidak sanggup untuk hidup di dunia lagi, yang mana ditujukan untuk keluarga tercintanya. Korban juga menitipkan surat akhir kepada pacarnya yang berisikan pesan mengenai peminjaman uang online dan masalah uang dua kantornya.

Hal ini sangatlah miris dan mengkhawatirkan, karena dengan pemberitaan bunuh diri yang tersebar di media sosial ini akan mempengaruhi seluruh remaja dan mengakibatkan mereka akan terkena copycat suicide. Hal yang harus diwaspadai adalah ketika mahasiswa dan pelajar memiliki masalah yang sama persis dengan korban dan muncul keinginan untuk mengakhiri kehidupannya dengan cara yang sama dengan si korban.

Kasus selanjutanya, kasus yang baru saja terjadi di kalangan pelajar SMK di Blitar yang berinisial NAN (16) pada Rabu (18/11/2023) melakukan bunuh diri dengan menabrakkan diri ke Kereta Api yang melintas. Dalam kasus ini korban juga membuat surat wasiat untuk keluarga yang berisikan pesan korban yang tidak kuat dan lebih memutuskan untuk istirahat dengan tenang. Hal ini sangat lah prihatin, karena pihak sekolah mengatakan bahwa korban tidak pernah mendapatkan bullying di sekolahnya dan merupakan anak yang ceria, bergaul dengan teman-temannya. Dilihat dari sisi ekonomi, korban adalah keluarga yang bercukupan dan tidak memiliki masalah dengan keluarganya, dan tumbuh dari keluarga yang utuh. Hal ini disebabkan karena korban telah terkena copycat suicide, korban yang mungkin memiliki masalah yang ringan tetapi karena sekarang maraknya penyelesaian masalah dengan cara bunuh diri, maka korban ikut terinspirasi untuk ingin melakukan hal tersebut. Hal ini sangat memberikan dampak yang buruk terkhususnya keluarga yang ditinggalkan, kasus seperti harus cepat ditangani agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali bagi pelajar dan juga mahasiswa yang seharusnya memiliki masa depan yang cerah.

Dari ketiga kasus ini, dapat disimpulkan bahwa seseorang melakukan tindakan bunuh diri karena dia ingin terbebas dari masalah-masalah yang selama ini dia hadapi yang baginya adalah suatu masalah yang rumit yang tidak bisa diselesaikan kembali secara duniawi dan lebih memilih lari dari kenyataan yang menyakitkan. Hal ini tidak bisa kita ketahui secara pasti penyebab mengapa korban memilih menghembuskan nafas nya, kemungkinan faktor penyebab terjadi kasus ini adalah faktor keluarga, faktor percintaan maupun faktor pertemanan. Faktor ini sangat mempengaruhi kehidupan seseorang baik berupa hal positif maupun negatif.

Dapat kita lihat, bahwa media sangat memberikan pengaruh yang besar terhadap persepsi dan pikiran seseorang, mereka bisa saja melakukan hal yang serupa karena media terlalu mengekspos secara detail bagaimana dari awal hingga motif korban melakukan pembunuhan diri. Hal ini membangkitkan dan menumbuhkan keyakinan seseorang untuk meniru perilaku tersebut terutama bagi seseorang yang memiliki masalah yang sangat besar. Jadi, kita haru bisa bijaksana dalam menggunakan media sosial, jika ada yang janggal terhadap konten yang ada termasuk bunuh diri cukup tahu saja dan menghindarinya, jangan sampai berpikir untuk   melakukan hal yang sama sekali tidak menyelesaikan masalah itu, dan yang utama agar tidak terkena copycat suicide.

Ketika di lingkungan sekitar kita ada seseorang yang mendapatkan tanda-tanda terkena copycat suicide, cobalah untuk memberikan nasehat dan kesadaran bahwa cara bunuh diri itu bukanlah sesuatu hal yang positif dilakukan. Contohnya, dengan berdiam kepada Tuhan untuk minta pertolongan agar dikurangi beban hidup, intropeksi diri bagaimana diri kamu, mencoba untuk terbuka ke semua orang terhadap masalah yang kita hadapi, dan jika tidak terselesaikan dengan baik, kalian bisa langsung berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater.

Peran orang tua dalam hal ini juga sangat penting, karena orang tua adalah faktor utama dalam kehidupan. Orang tua adalah tempat pertama anaknya untuk bercerita tentang masalah yang mereka hadapi, jadi kita harus bisa memahami kesehatan mental anak-anaknya dan mendengarkan keluh kesah yang diceritakan anaknya, agar mereka bisa mendapatkan dukungan dan juga solusi terhadap masalah yang mereka hadapi. Hal ini wajib dilakukan agar kasus-kasus bunuh diri tidak terjadi lagi di kalangan mahasiswa dan pelajar.

Baca Kabarsumbar.com lebih update via Google News, Klik Disini atau Join Telegram Disini.

Penulis: Salsabila Afifah Umar