Permintaan Tebu Lawang Menurun Tajam Selama Pandemi

Agam – Di antara sekian banyak sektor yang terkena dampak pandemi virus COVID-19, pertanian tebu merupakan salah satu yang paling merasakan imbasnya.

Diakui oleh Marlin Tanjung (59), seorang petani tebu yang mengungkapkan bahwa permintaan tebu dari Nagari Lawang, Kecamatan Matur, Agam, menurun drastis.

“Sebelum Corona, kami rutin mengirimkan tebu batangan ke Pulau Jawa. Sekarang permintaan sedikit sekali, bagaimana mau ke Jawa,” kata Marlin.

Menurut keterangannya, harga jual tebu Lawang berkisar antara Rp. 3000,- hingga Rp. 3.300,- per batangnya.

Ditambahkannya lagi, COVID-19 tidak mempengaruhi harga jual, namun permintaan tebu sangat jauh berkurang.

“Diluar pengiriman ke Jawa, biasanya terjual sekitar lima puluh batang, kami sudah dapat Rp.150.000,-. Kalau sekarang bisa tidak ada penjualan sama sekali,” ucap Marlin.

Selain usaha tebu, destinasi wisata di Puncak Lawang juga merasakan dampak penurunan pengunjung selama pandemi.

“Senin sampai Jumat bisa dikatakan tidak ada pengunjung sama sekali, harapan kami di Sabtu Minggu, faktanya itupun tak seberapa,” ungkap Marlin yang juga berdagang di daerah wisata Puncak Lawang.

Ia berharap pemerintah dapat membantu mencarikan solusi agar perekonomian masyarakat dapat membaik dan pulih.

Baca Kabarsumbar.com lebih update via Google News, Klik Disini atau Join Telegram Disini.