PHRI Akui Tiket Mahal Berdampak ke Tingkat Hunian Hotel di Sumbar

Ilustrasi kamar hotel
Ilustrasi kamar hotel.
Ilustrasi kamar hotel
Ilustrasi kamar hotel.

PADANG, KABARSUMBAR – Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumatera Barat mengakui, jika kenaikan harga tiket domestik mempengaruhi tingkat hunian hotel di Sumatera Barat selama dua pekan belakangan.

Ketua PHRI Sumbar, Maulana Yusran mengatakan, penurunan terhitung mencapai sekitar 20 persen pada minggu pertama dan kedua Januari 2019.

“Kalau perkiraannya itu, ada penurunan sekitar 20 persen, dibandingkan ‘Year on Year’ (Tahun ke Tahun) dengan periode yang sama, dibandingkan tahun sebelumnya (2018),” kata Yusran via seluler di Padang, Minggu (13/1/2019).

Faktor yang mempengaruhi turunnya tingkat hunian, karena Hotel sangat bergantung kepada jumlah wisatawan.

“Hotel tergantung wisatawan, dan wisatawan itu datang melalui jalur darat, dan jalur udara, dan inilah yang menyebabkan kita juga terpengaruh karena adanya kenaikan harga tiket pesawat tersebut,” jelas Yusran.

Kemudian, PHRI mengaku harus melihat dahulu bagaimana kondisi di Bandara, apakah sepi penumpang atau tidak. “Kebetulan saya belum melihat, apakah Bandara sepi penumpang atau tidak, untuk memastikan datanya,” terangnya.

Namun demikian, tak hanya transportasi udara, menurut Yusran, transportasi darat juga turut mempengaruhi tingkat kunjungan wisatawan ke Sumatera Barat.

“Kita juga harus melihat faktor lain, seperti adanya jalan putus di Lembah Anai. Ini juga menjadi faktor yang cukup mempengaruhi menurunnya tingkat hunian Hotel di Sumatera Barat,” kata Yusran.

Selain itu, PHRI juga berharap agar permasalahan mahalnya harga tiket pesawat bisa didudukkan bersama, untuk mencari jalan keluar yang sama-sama menguntungkan.

“Ini kan skalanya tidak hanya Sumatera Barat, tapi nasional. Secara nasional mengeluh dengan harga tiket yang naik, makanya kita berharap, mari duduk bersama, baik itu pemerintah, maskapai maupun pelaku pariwisata untuk mencari jalan keluar agar tidak lagi seperti ini, karena ini sangat berdampak bagi banyak orang,” harap Yusran.

Untuk diketahui, selama dua pekan belakangan, masyarakat di Indonesia, terutama Sumatera Barat mengeluhkan harga tiket pesawat yang melambung tinggi, dimana biasanya dari Padang menuju Jakarta hanya menghabiskan Rp 700 ribu – Rp 1 jutaan, sekarang meningkat dari Rp 1 jutaan – Rp 1,5 jutaan untuk sekali penerbangan.

Bahkan, banyak yang lebih memilih untuk terbang dari Padang menuju Kuala Lumpur, kemudian ke Jakarta, karena harga tiket yang jauh lebih murah.

Baca Kabarsumbar.com lebih update via Google News, Klik Disini atau Join Telegram Disini.