Padang – Jalur evakuasi Gunung Marapi di Sumatera Barat (Sumbar) kerap dipenuhi oleh warga yang tidak berkepentingan. Hal ini membuat relawan yang bertugas di posko pengungsian mengeluhkan tingkah laku warga tersebut.
Salah satu relawan, Rizki, mengatakan bahwa warga yang tidak berkepentingan sering mengambil foto dan video di jalur evakuasi. Padahal, jalur tersebut harus steril dari aktivitas yang tidak penting.
“Kami sudah berulang kali mengimbau agar warga tidak mendekati jalur evakuasi, apalagi sampai mengambil gambar. Ini sangat mengganggu kinerja kami sebagai relawan,” ujar Rizki dikutip dari Antara.
Ia menambahkan bahwa warga yang tidak berkepentingan juga berpotensi menghalangi akses mobil ambulans dan pemadam kebakaran jika sewaktu-waktu diperlukan. Selain itu, warga tersebut juga membahayakan diri mereka sendiri jika terjadi erupsi Gunung Marapi.
“Kami khawatir jika terjadi erupsi, warga yang tidak berkepentingan akan menjadi korban. Kami juga akan kesulitan mengevakuasi mereka karena jalur sudah penuh,” kata Rizki.
Rizki berharap agar warga yang tidak berkepentingan bisa lebih mematuhi imbauan dari relawan dan pihak berwenang. Ia juga meminta agar warga yang tinggal di sekitar Gunung Marapi tetap waspada dan siap mengungsi jika ada peringatan dari PVMBG.
“Kami berharap warga bisa lebih sadar dan tidak menganggap enteng ancaman Gunung Marapi. Kami juga berterima kasih kepada warga yang sudah membantu kami sebagai relawan, baik dengan memberikan sumbangan maupun tenaga,” tutur Rizki.
Gunung Marapi merupakan salah satu gunung berapi aktif di Sumbar yang terletak di perbatasan Kabupaten Agam dan Tanah Datar. Gunung ini memiliki ketinggian 2.891 meter di atas permukaan laut dan terakhir meletus pada tahun 2018.
Berdasarkan data dari PVMBG, Gunung Marapi saat ini berstatus Level II atau Waspada. Warga diimbau untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung. Warga juga diminta untuk menghindari aliran sungai yang berasal dari Gunung Marapi.