Selawat Dulang, Tradisi Minang yang Mulai Dilupakan

Selawat Dulang, Tradisi Minang yang Mulai Dilupakan
Pemain Selawat Dulang Tradisi Minang. Foto : Internet

Padang Kaya akan kesenian tradisional, Minangkabau menjadi salah satu wilayah di Nusantara yang tetap melestarikan kreasi nenek moyang secara turun temurun. Selawat Dulang, menjadi salah satu contoh kesenian tradisonal Minangkabau yang jarang sekali diketahui keberadaannya di era modern sekarang.

Kesenian tradisional selawat dulang merupakan salah satu tradisi bernuansa islam yang dibawa oleh Syeh Burhanuddin yang kemudian dikenalkan kepada masyarakat Pariaman, Sumatera Barat. Namun, ada juga sebagian masyarakat yang mengatakan bahwa tradisi ini berasal dari Tanah Datar.

Kesenian tradisional ini biasanya dimainkan oleh beberapa orang yang menabuh nampan kuningan dengan diameter kurang dari 70 senti meter sembari melafalkan shalawat khas islami secara bergantian dan sahut-menyahut.
Pertunjukan selawat dulang dilakukan masyarakat biasanya pada saat memperingati hari-hari besar keagamaan sebagai bentuk rasa syukur serta dakwah yang ditampilkan dengan nuansa seni khas Minangkabau yang menghibur.

ilustrasi pemain Selawat Dulang. Foto : Senipedia

Tradisi ini berkembang dan ada di hampir seluruh wilayah di Sumatera Barat, seperti di Luhak Agam, Tanah Datar, Pasisia, Rantau bahkan Lima Puluh Koto bahkan masing-masing daerah mengklaim bahwa tradisi ini adalah tradisi milik mereka. Selawat dulang yang ditampilkan dengan cara sahut-manyahut dijadikan masyarakat sebagai ajang kompetisi untuk mendorong minat pemuda dalam mempelajari lafal Al-Qur’an serta Hadist untuk memupuk nilai-nilai agama kepada generasi muda.

Namun, seiring waktu tradisi ini tidak lagi hanya sebagai sarana dalam menyampaikan dakwah melainkan juga bisa bisa disisipkan dengan pesan-pesan pemerintah, politik, dan pesan kemsyarakatan lainnya sebagai bentuk hiburan. Meskipun tradisi ini sudah jarang dilakukan oleh masyarakat, namun beberapa daerah tetap melestarikannya pada saat hari-hari besar umat islam sebagai bentuk pelestarian terhadap budaya nenek moyang.

Baca Kabarsumbar.com lebih update via Google News, Klik Disini atau Join Telegram Disini.