Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini (28/02) ditutup melemah, gagal melanjutkan penguatannya. Sejumlah saham menjadi beban utama penurunan IHSG.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman, mengatakan bahwa IHSG masih menghadapi tekanan jual dari investor asing. Hal ini tercermin dari nilai jual bersih asing yang mencapai Rp2,5 triliun.
“Sejumlah saham-saham besar juga mengalami koreksi, sehingga menghambat kenaikan IHSG,” ujar Iman.
Iman merinci delapan saham yang memberikan kontribusi negatif terhadap IHSG:
1. Bank Central Asia (BBCA)
2. Bank Mandiri (BMRI)
3. Telekomunikasi Indonesia (TLKM)
4. Unilever Indonesia (UNVR)
5. Astra International (ASII)
6. Adaro Energy (ADRO)
7. Bank Rakyat Indonesia (BBRI)
8. Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP)
Analis Pasar Modal, David Aretha, menjelaskan bahwa koreksi pada saham-saham tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
* Sentimen negatif dari pasar global akibat kekhawatiran resesi
* Penurunan harga komoditas
* Hasil kinerja keuangan sejumlah perusahaan yang belum sesuai ekspektasi
“Secara teknikal, IHSG juga masih berada di bawah garis rata-rata pergerakan 200 hari, yang mengindikasikan adanya tren penurunan jangka menengah,” kata David.
Iman menambahkan, investor perlu mencermati kondisi pasar dan melakukan analisa mendalam sebelum mengambil keputusan investasi.