Jayapura – Sumatera Barat mencatatkan sejarah pada dunia olahraga kedirgantaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua. Setelah berhasil menyabet satu medali emas dari Cabor Gantole, sumbangan emas berikutnya datang dari Cabor Paralayang.
Kepastian itu diperoleh pada sesi hitungan final dan UPP Cabor Paralayang yang digelar di Bumi Perkemahan Cenderawasih, Kota Jayapura, Selasa (12/10).
Khusus Cabor Paralayang, Sumbar sendiri sejak awal dipandang sebelah mata. Pasalnya, pada PON Papua inilah Sumbar baru berhasil mengirim sederet atlet, pasca lolos di babak kualifikasi PON.
Sebelumnya, penerbang-penerbang Ranahminang selalu terganjal di babak kualifikasi, hingga gagal bertanding di multi Iven olahraga terakbar nasional.
Di bumi Cenderawasih, anak asuh Dodo Yudokusuma mampu berbuat banyak dan dianggap sebagai tim “Kuda Hitam” oleh tim kuat seperti Jawa Timur, DKI Jakarta dan Jawa Barat.
Sumbar sukses menyabet satu keping medali emas melalui nomor Ketepatan Mendarat Beregu Putri melalui pasangan Rina Kusuma Ningrum dan Nofrica Yanti.
Medali perak disumbangkan Rina Kusuma Ningrum dari nomor Lintas Alam Perorangan Putri. Sementara satu medali perunggu diperoleh Nofrica Yanti pada nomor Ketepatan Mendarat Perorangan Putri.
Dodo Yudokusuma mengapresiasi perjuangan anak didiknya. Menurutnya apa pun hasil yang diperoleh pada PON Papua, sudah merupakan capaian terbaik.
Sebelumnya, Sumatera Barat memiliki kans meraih tiga medali emas dari Cabor ini. Hanya saja pada pelaksanaan lomba hari terakhir, terjadi kejar-kejaran skor sehingga hanya satu medali emas saja yang bisa disumbangkan untuk Sumatera Barat.
“Anak-anak telah berjuang maksimal. Ke depan kita akan mempersiapkan tim ini lebih maksimal lagi, sehingga pada PON selanjutnya atau kejuaraan-kejuaran yang kami ikuti, para atlet bisa memberikan hasil lebih bagus lagi,” pungkasnya.