Jakarta – Cina mengecam kebijakan Uni Eropa (UE) yang mengenakan pajak tinggi terhadap kendaraan listrik (EV) buatan Cina. Beijing menganggap langkah tersebut sebagai kesalahan.
Media resmi pemerintah Cina, Xinhua, mendesak UE untuk meninjau kebijakannya. Xinhua berpendapat bahwa kerja sama perdagangan antara Cina dan UE sangat penting bagi perkembangan perdagangan global.
“Mengingat struktur ekonomi dan besarnya negara-negara ini, Cina dan UE akan mendapatkan manfaat paling banyak jika bekerja sama mengatasi masalah-masalah utama ekonomi dan perdagangan,” kata Xinhua, dikutip Reuters, Kamis (13/6/2024).
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Lin Jian menegaskan bahwa kebijakan UE akan merugikan Eropa sendiri. “Kami mendesak UE menghormati komitmennya mendukung perdagangan bebas dan menentang proteksionisme,” ujar Lin.
Sebelumnya, UE pada Rabu (12/6) mengenakan tarif 38,1% terhadap produsen EV baterai (BEV) yang tidak bekerja sama dalam penyelidikan perdagangan. Tarif lebih rendah, yakni 21%, akan diterapkan bagi produsen yang patuh.
UE menduga EV Cina telah mendapat subsidi tidak adil, yang mengancam kerugian ekonomi bagi produsen EV di Eropa.
“UE berkepentingan mengenakan bea penyeimbang sementara pada BEV impor dari Cina,” kata Komisi UE dalam sebuah pernyataan.
Tarif sementara tersebut berlaku mulai 4 Juli, jika pembicaraan dengan Cina tidak menghasilkan resolusi. UE telah mengenakan tarif 38,1% pada SAIC, 17,4% pada BYD, dan 20% pada Geely.
Status Tesla, yang memiliki pabrik di Shanghai, belum dikonfirmasi.