KABARSUMBAR – Permainan tradisional Minangkabau mengingatkan pada kenangan masa kecil yang menyenangkan. Memainkan permainan bersama teman adalah momen berharga.
Lewat permainan tradisional, keakraban, kerja sama, dan kebersamaan terjalin erat. Setiap daerah di Minangkabau memiliki permainan khas dengan nilai uniknya. Namun, anak-anak kini jarang terlihat memainkan permainan yang diwariskan turun-temurun ini. Meski begitu, mengenang masa bermain di masa kecil tetaplah berharga.
Berikut 5 permainan tradisional Minangkabau yang hampir punah :
1. Congkak/Congklak
Congkak dimainkan oleh anak perempuan dengan cara mengumpulkan buah sebanyak-banyaknya. Permainan ini bisa dilakukan di dalam maupun luar ruangan. Alat yang digunakan adalah papan congkak dengan 14 lubang, 2 lumbung, dan 98 cangkang kerang kecil atau kuciang-kuciang. Permainan ini digemari oleh anak-anak perempuan usia 5-15 tahun dengan 2 pemain.
2. Gasiang
Gasiang dibuat dari kayu keras seperti batang jambu, rambutan, atau laban. Anak-anak membuatnya sendiri, sehingga bentuknya bervariasi. Tali diikat di bagian gasiang sebagai alat pemutar. Gasiang berbentuk bulat dengan paku runcing di bagian bawah. Ketika dimainkan, gasiang menghasilkan bunyi dengungan yang indah.
3. Lompat Tali
Lompat tali lebih sering dimainkan oleh anak perempuan. Permainan ini dilakukan di sore hari di lapangan terbuka atau halaman rumah. Alat yang digunakan adalah tali atau karet gelang sepanjang ± 3 m. Permainan ini bisa dilakukan perorangan atau per grup dengan 2-3 orang perorangan dan 2-4 orang per grup.
4. Mancik-Mancik
Mancik-mancik adalah permainan sembunyi-sembunyian yang melibatkan berlari kencang menuju tonggak. Permainan ini bisa dimainkan oleh anak laki-laki dan perempuan. Diperlukan kepintaran bersembunyi dan berlari cepat, karena lomba berlari dari tempat persembunyian ke tonggak terjadi saat pencarian dimulai.
5. Kuciang-Kuciang
Permainan Tradisional Minangkabau yang Hampir Punah
Menurut laman resmi langgam.id, permainan kuciang-kuciang biasanya dimainkan oleh anak perempuan. Untuk memulai permainan, diperlukan 6 biji congklak atau cangkang kerang, serta satu bola tenis.
Mengenang permainan tradisional ini membantu kita menghargai warisan budaya yang hampir punah. Luangkan waktu untuk mengajari anak-anak permainan ini agar nilai-nilai budaya tetap terjaga.