Jakarta – Menteri Sosial Juliari P Batubara pernah menyampaikan keinginannya perihal penanggulangan kemiskinan dapat dituntaskan dengan pemberdayaan sosial. Hal tersebut menjadi pedoman yang sedang dibangun pada program Kementerian Sosial dengan melakukan kebijakan yang berbasis riset.
Badan Pendidikan Penelitian dan Penyuluhan Sosial (BP3S) lewat Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial (Puslitbang Kessos) langsung merespons isu-isu yang bakal dihadapi Kemensos melalui kebijakan riset.
Menurut Kepala BP3S Syahabuddin dalam kegiatan Brainstorming tentang sejumlah isu penelitian Penelitian Tahun 2021 di Jakarta, Puslitbang harus menjadi tolak ukur rekomendasi kebijakan bagi Kemensos.
“Puslitbang ini sebagai sistem pendukung program yang ada di kementerian sosial, saya ingin hasil penelitiannya bisa menjadikan rekomendasi kebijakan,” ujar Syahabuddin dalam keterangan tertulis.
Di sisi lain, Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily mengatakan salah satu fungsi dari penelitian yang dilakukan oleh Puslitbang paling penting adalah menjadi bagian evaluasi dari kebijakan.
“Kemensos menurut saya harus memastikan pada level mikro strategi yang akan dilakukan dalam pengentasan kemiskinan,” jelasnya.
Politikus dari Fraksi Golkar itu juga optimistis Kemensos dapat melakukan pendekatan yang berbasis riset untuk mengentas kemiskinan. Karena menurut Ace, kebijakan tersebut sangat membutuhkan riset.
Sementara itu, Kepala Puslitbang Kesos Justina Noviantari menyampaikan pada tahun 2021 Puslitbang Kesos akan melakukan 12 judul penelitian termasuk soal Social Entrepreneur, KPM PKH Graduasi.
“Berdasarkan hasil analisis kebutuhan penelitian, 12 judul penelitian yang akan kita lakukan di tahun 2021 termasuk Social Entrepreneur KPM PKH Graduasi,” ungkapnya.
Sebagai informasi Brainstroming isu-isu penelitian Puslibtang Kessos Tahun 2021 dilaksanakan selama 4 hari tanggal 22-25 Oktober 2020 dengan jumlah peserta 75 orang.