MENTAWAI, KABARSUMBAR — Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Doni Monardo mengatakan pohon besar yang tinggi lebih 10 meter dengan akar yang kokoh dapat menjadi tempat evakuasi yang baik bagi masyarakat disekitar.
Dikatakannya, perlu disiapkan sedini mungkin dan manfaatkan potensi yang ada seperti dibuatkan tangga dengan tali atau rotan dan akar. Hal itu menjadi solusi untuk mengurangi resiko bencana di daeraha rawan.
Menurutnya bukan ombak besar yang membuat banyaknya manusia menjadi korban, akan tetapi air besar dengan material yang dibawanya dan menjadi kekuatan dahsyat menghantam pemukiman warga.
“Perkiraan para ahli dari kajian data sementara kecepatan air tsunami ditengah laut megathust itu bisa mencapai 700 km/ perjam,” ungkapnya
Pihaknya juga menyampaikan, setiap resort di Kepulauan Mentawai mesti memiliki standar sistem penyelamat dini. Agar jika terjadi gempa besar berkekuatan 7 Skala Ricter (SR) dan lebih dari 10 detik secepatnya bergerak cari tempat ketinggian untuk penyelematan diri.
Lebih lanjut, dikatakannya untuk kondisi pulau yang tingginya hanya 5 meter diatas pemukaan laut sebaiknya menyiapkan kapal penyelamatan untuk segera ketengah lautan. Agar jika terjadi tsunami tidak terdampak gulungan ombak yang menerpa pulau yang diduga membawa material dalam pulau.
“Hal-hal seperti ini hendaknya perlu disampaikan kepada setiap pengunjung yang datang ke pulau itu. Sehingga mereka paham dan memilik kesiapsiagaan untuk secepatnya bertindak jika terjadi bencana tersebut,” tegasnya.
Ia meminta Bupati dan perangkat daerah serta dandim untuk mengembangkan dan menyemai benih-benih tumbuh-tumbuhan yang menjadi tanaman yang cocok dikembangkan menjadi pohon besar dan kokoh.
“Kita harus mulai memanam pohon dari sekarang untuk keselamatan anak cucu dimasa datang dan diharapkan Pemda melakukan pelatihan standar penyelamatan dini bagi setiap tamu resort-resort di Mentawai,” harapnya.
Sehingga hal tersebut, tidak menurunkan daya minat wisatawan untuk berkunjung dan berwisata bersama keluarga di Mentawai.
Sementar itu, pemilik lokasi Aloita Simakakang Katrin Aloita menyebutkan resortnya telah mempersiapkan suatu tempat evakuasi bagi tamu yang menginap di Aloita.
“Ada sekitar 25 menit arah kebelakang perbukitan yang tinggi lebih kurang 20 meter sudah ada penginapan dan jalur evakuasi dengan jalan papan karena ditengah ada sedikit rawa,” sebutnya.
Terakhir ia menambahkan pihaknya telah menyiapkan dan selalu sosialisasi sistem evakuasi yang akuray kepada setiap tamu datang lebih awal.
(Putri Caprita)