Pasaman Barat – Seorang relawan gempa bumi di Kabupaten Pasaman Barat asal Kota Padang, Putra Dwi Wahyu, meninggal dunia di Rumah Sakit Yarsi, Senin (28/2) malam. Sebelum meninggal dunia relawan itu diketahui sedang bertugas melakukan menyalurkan bantuan ke daerah Kajai Kecamatan Talamau.
Pemerintah Daerah Kabupaten Pasaman Barat mengucapkan duka yang mendalam atas meninggalnya Seorang relawan yang telah mengabdi dan berjuang dalam membantu masyarakat Pasaman Barat untuk penangan Gempa.
“Kami dari Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat mewakili Bupati dan Wakil Bupati Pasaman Barat melepas jenazah relawan kemanusiaan yang telah berjuang untuk membantu Kabupaten Pasaman Barat dalam penanganan gempa di sini. Pemda Pasbar dan masyarakat juga mengucapkan turut berduka sedalam-dalamnya atas meninggalnya almarhum yang sedang berjuang membantu korban gempa di Pasbar,” ungkap Sekretaris Daerah Pasaman Barat Hendra Putra, Senin (28/2) malam saat melepas jenazah Putra Dwi Wahyu dari Rumah Sakit Yarsi Simpang Empat menuju Padang.
Hendra Putra menambahkan, Pemda dan semua tim di Pasbar mengucapkan terima kasih atas pengabdian almarhum untuk Pasbar. Hendra berharap apa yang telah dilakukan almarhum untuk Pasaman Barat menjadi catatan amal ibadah di sisi Allah, karena meninggal saat berjuang demi kemanusiaan.
“Kami dari pemerintah daerah, bupati, wakil bupati dan jajaran serta masyarakat menitipkan salam kepada keluarga almarhum. insyaallah kami akan mengunjungi keluarga beliau, karena beliau juga sudah berjuang untuk kami di Pasbar,”kata Hendra.
“Kepada keluarga yang ditinggalkan semoga diberikan ketabahan, semua amal beliau selama membantu korban gempa di bumi mekar Tuah Basamo ini mendapat pahala berlipat ganda disisi Allah,”pungkasnya.
Salah seorang relawan Irfansyah Pasaribu kepada media ini mengatakan diduga korban meninggal akibat serangan jantung, ketika akan membawa ke Rumah Sakit dialah diambulance yang mendampingi relawan tersebut.
“Sejak dinaikkan ambulance sampai yarsi almarhum tidak sadar, dokter pun sudah berusaha maksimal, karena sewaktu sampai yarsi dokter mengatakan jantung nya sudah tidak berdetak, namun dokter tetap melakukan rangsangan dengan berbagai alat medis.” Ungkap Irfansyah.
Lanjutnya, Almarhum ini kabarnya seorang garin masjid, dia tidak sadar diri ketika diperjalanan (Pinaga) hendak mencari Mushalla untuk sholat maghrib, hal itu permintaan almarhum sendiri karena dia belum sholat maghrib katanya kepada kawan-kawannya.