PADANG, KABARSUMBAR – Satu pekan menjelang perhelatan balap sepeda tingkat Internasional, Tour de Singkarak (TdS) 2018, Pemerintah Provinsi Sumatra Barat (Pemprov Sumbar) tengah mengupayakan percepatan penyelesaian perbaikan sejumlah ruas jalan terutama Kabupaten Solok selatan yang akan dilalui para pembalap dapat kembali mulus.
“Kami minta enam hari sebelum penyelengaraan TdS koordinasi antara Balai Jalan dan Dinas PU untuk segera berkoordinasi dalam menuntaskan perbaikan jalan di Solsel untuk kelancaran pebalap,” ujar Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit saat rapat finalisasi TdS di Hotel Bumiminang, Kamis (25/10).
Meski persiapan acara sudah menyentuh 95 persen, namun pihak penyelenggara masih punya pekerjaan rumah untuk memastikan hal tersebut. Agar pada tahun ini dapat benar-benar sukses.
Nasrul menyebutkan TdS yang akan berlangsung pada 4-11 November 2018 mendatang akan diikuti oleh 15 tim balap dari luar negeri dan 5 tim nasional. Total ada 26 negara yang terlibat dalam penyelenggaraan ajang balap sepeda yang sudah kesepuluh kalinya digelar di Sumatra Barat ini.
Untuk itu, Pemprov Sumbar memang menenteng beban berat untuk memperbaiki kualitas penyelenggeraan Tour de Singkarak 2018. Pada 2017 lalu, Uni Sepeda Internasional (UCI) memberikan penilaian ‘Good‘ atas penyelenggaraan Tour de Singkarak.
“Sejumlah catatan evaluasi yang harus diperbaiki tahun ini adalah pelayanan kontinen, detail acara, dan rangkaian penyelenggaraan di lapangan oleh EO,” ujarnya.
Wagub juga meminta daerah yang tidak dilalui rute balapan untuk ikut membantu kesuksesan acara. Misalnya Kabupaten Padang Pariaman yang dilalui pembalap meski statusnya bukan tuan rumah tetapi sampai empat kali dilewati oleh pembalap.
“Kami meminta Pemda setempat untuk menfasilitasi pengamanan dan kelancaran jalan dengan menyiagakan stakeholder terkait,” ungkapnya.
Demi kelancaran, pihaknya juga berkoordinasi dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) terkait perlintasan kereta yang akan dilalui pembalap. “Untuk itu, kami akan menyurati pihak KAI. Sehingga, saat pebalap melalui rel kereta api agar dapat memberikan jalan dahulu kepada peserta TdS dengan menghentikan kereta terlebih dahulu agar tidak terjadi kecelakaan,” ulasnya.
Selain itu, Nasrul mengintruksikan penutupan jalan saat daerah yang akan dilalui TdS agar memperhitungkan waktu. Ini agar masyarakat tidak resah karena sistem tutup jalan. “Ini yang kita harapkan. Jangan sampai masyarakat resah karena lama menunggu dijalan karena ketika pebalap lewat jalan pasti ditutup. Maka, waktu mesti diperhitungkan sebaik mungkin dengan waktu tutup jalan,” terangnya.
Sementara itu, Staf Ahli Bidang Multi Kultural Kementerian Pariwisata, Esthy Reko Astuti, menyampaikan dukungannya untuk penyelenggaraan Tour de Singkarak yang merupakan salah satu agenda wisata yang masuk dalam Top 100 Event di Indonesia.
“Apalagi, ajang TdS ini selalu mengenalkan konten budaya dan kuliner lokal. Untuk itu, kami harapkan ajang ini dapat terus dipertahankan, terutama dari segi ekonomi daerah juga berdampak positif bagi daerahnya,” katanya.
(Putri Caprita)