TANAH DATAR, KABARSUMBAR – Presedium Majelis Kerapatan Adat Nagari (MKAM) Batipuh X Koto Padang Panjang, Sumatera Barat Basrizal DT. Penghulu Basa sesalkan adanya kasus penganiayaan sesama santri di lingkungan pondok pesantren Nurul Ikhlas.
“Peristiwa itu sangat mengejutkan, tidak disangka di lingkungan pesantren terjadi kasus seperti itu yang dilakukan oleh santri,” ucap Basrizal, Rabu (13/02).
Ia juga mendesak pihak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus penganiayaan yang sudah menyebabkan salah seorang santri di Ponpres Nurul Ikhlas Panyalaian X Koto, Tanah Datar mengalami luka serius.
“Harus diusut secara terbuka dan harus ada yg bertanggung jawab,” tegas mantan anggota DPRD Tanah Datar itu.
Basrizal yang juga menjabat Ketua 1 Bakor KAN Sumbar itu juga meminta pihak pesantren harus melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem yang diterapkan di asrama, baik soal pembinaan maupun pengawasan serta penegakan aturan di asrama santri.
“Pesantren sejogyanya unggul dalam semangat kerjasama dan jauh dari rasa persaingan yang individualistik. Kejadian ini harus menjadi intropeksi bagi ponpres yang ada di Sumatera Barat,” tutur pria yang dikenal sebagai tokoh adat ini.
Diketahui, salah seorang santri tingkat pertama Pondok Pesantren Nurul Ikhlas Nagari Panyalaian Kecamatan X Kabupaten Tanah Datar, Robi (17) tidak sadarkan alias koma saat dianiaya oleh rekan satu messnya.
Penganiayaan itu, mengakibatkan Robi harus dirujuk ke RS. M. djamil Padang karena diduga mengalami geger otak dan luka memar.
Belum diketahui, penyebab penganiayaan santri yang terjadi pada Minggu (10/02/ 2019) malam itu. Kasus inipun juga sudah ditangani pihak Polsek X Koto untuk didalami. (Ddy)