PADANG, KABARSUMBAR – Wakil Gubenur Sumatra Barat (Wagub Sumbar) mengatakan akan mengevaluasi pengembangan wisata halal yang selama ini menjadi salah satu destinasi unggulan daerah tersebut.
“Untuk menjadi terbaik di Indonesia potensinya sangat besar, namun kami menyadari banyak hal yang mesti dibenahi bersama,” kata Nasrul, di Padang, Minggu (9/12/2018).
Pihaknya akan membahas dengan OPD terkait serta lembaga instansi yang termasuk dalam mendorong destinasi wisata halal di Indonesia. Karena tanpa dukungan dan kerjasama semua pihak tentu tidak akan berhasil dengan baik.
Hal ini dilakukan kata Nasrul, karena Sumbar hanya mampu duduk di posisi peringkat keempat sebagai daerah Destinasi Wisata Halal di Indonesia dengan nilai 55 dari hasil Report Of Indonesia Muslim Travel Index (IMTI) 2018, di bawah Nusa Tenggara Barat, Aceh, dan DKI Jakarta.
Nasrul Abit memandang, wisata halal di wilayahnya butuh percepatan agar bisa mengejar ketertinggalan dengan daerah lain. “Sumbar hanya terpaut satu poin dengan DKI sehingga kita masuk 4 besar. Kami akan evaluasi sehingga tahun depan bisa masuk 3 besar,” ujarnya.
Sejumlah cara sedang disiapkan Pemprov Sumbar untuk menaikkan skor IMTI, di antaranya adalah memperbanyak restoran bersertifikasi halal, perbaikan fasilitas ibadah umat Muslim, hingga perbaikan infrastruktur jalan menuju objek wisata di Sumbar.
“Nuansa agama harus tinggi, mulai dari mushala di objek wisata, WC bersih, jalan dan infrastruktur menuju lokasi wisata juga harus cukup. Tidak hanya itu, Sumbar juga perlu meratakan destinasi yang dikunjungi turis asing. Karena selama ini masih terpusat di Mentawai saja,” kata dia.
Dikatakannya soal sertifikasi makanan halal bagi setiap restoran, pelayan hotel halal, serta memaksimalkan potensi tempat ibadah Masjid Raya Sumatera Barat lebih bermakna sebagai magnet perhatian di Padang.
Saat ini Pemprov menargetkan kunjungan wisata nusantara itu 9 juta orang, sementara wisata mancanegara 65.000 orang. Banyak orang yang berkeinginan ke Sumatera Barat, keindahan alam, kuliner, budaya serta karakter masyarakatnya yang religi.
“Pengembangan destinasi wisata halal amat cocok dengan potensi dan karakter masyarakat yang ada di Sumbar. Keinginan bagaimana menarik wisatawan muslim di berbagai belahan dunia tentu menjadi tantangan yang mesti kita lakukan bersama-sama. Wisatawan Arab Saudi, Timur Tengah, Malaysia, Brunai, India adalah peluang yang cukup baik, “terangnya.
Diharapkannya, agar Sumbar mampu menumbuh kembangkan destinasi wisata halal dengan baik, agar kunjungan wisatawan mancanegara meningkat dan berdampak pada produktifitas masyarakat yang lebih baik dan sejahtera.
Terkait penilaian IMTI sendiri mengacu pada Mastered-Crescent Rating Global Muslim Travel Index (GMTI) yang mencakup empat hal yakni akses, komunikasi, lingkungan, dan pelayanan. Untuk hasil report IMTI 2018 untuk rangking 1 Nusa Tenggara Barat (Lombok) dengan nilai 58, rangking 2 Provinsi Aceh dengan nilai 57 dan rangking 3 DKI Jakarta dengan nilai 56.
Selain itu, masih ada enam provinsi lain yang masuk 10 besar destinasi wisata halal di Indonesia yakni Kepulauan Riau, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.
Dikesempatan yang berbeda, sebelumnya Menteri Arief Yahya menyebutkan Sumbar berpeluang besar memperbaiki rangking IMTI 2018. Potensi kuliner, budaya muslim masyarakat, bangunan masjid-masjid memilik khas yang kuat.
Diharapkan Sumatera Barat segera melakukan pembenahan yang lebih baik lagi, karena Kementerian Pariwisata berharap Indonesia menjadi rangking 1 pada tahun 2019 dalam Global Muslim Travel Index, mengeser Malaysia,” ungkapnya.
(Putri Caprita)