PADANG, KABARSUMBAR – Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Kabupaten Padangpariaman dari Januari hingga saat ini masih mengalami penurunan penumpang. Akibat masih mahalnya harga tiket dari Padang menuju beberapa daerah di Indonesia.
Executive General Manager Angkasa Pura II Cabang BIM, Dwi Ananda Wicaksana mengatakan semenjak 1 januari secara rata-rata pergerakan penumpang minus 30 persen.
“Jika dipersentase penumpang mengalami penurunan kurang 30 persen, yakni jika dirata-rata diangka 7ribu hingga 9ribu perhari,” kata dia saat ditemui di BIM, Rabu (13/2/2019).
Menurutnya, angka tersebut jauh dibandingkan dari biasanya yang mencapai 10 ribu hingga 11 ribu perhari.
Dikatakannya, jika dilihat dari persentasenya pergerakan pesawat juga mengalami penurunan. saat ini minus 20 persen, yakni pada angka 60 hingga 70 pesawat perhari, biasanya berada pada angka 80 hingga 88 perhari.
Pihaknya menyebutkan meskipun saat ini terjadi penurunan, tidak ada pengalihan penerbangan ke bandara lain. Sebab hal serupa juga terjadi termasuk yang terbesar di Bandara Soekarna – Hatta.
“Walaupun ada penurunan, penerbangan tidak ada yang dikurangi, walaupun penumpang sedikit atau banyak, operasional bandara tetap berjalan seperti biasanya. Tidak ada yang dikurangi,” tandasnya.
Selain itu kata dia, untuk penerbangan luar negeri tetap berjalan dan tidak ada cancel.
“Sedangkan, jika dilihat penumpang yang transit menuju pulau Jawa dari Kuala Lumpur memang sedikit meningkat, tapi belum bisa dikatakan ramai,” ujarnya.
Kemudian untuk pengiriman melalui kargo, lanjut Dwi juga menurun pada angka 30 hingga 40 persen dari biasanya jika dilihat pada bulan yang sama pada tahun lalu.
“Jadi, kondisi ini baru berlangsung satu setengah bulan. Jika dibilang rugi dari segi pendapatan memang terjadi, persentase kerugiannya belum dapat dipastikan angkanya, sebab sekarang masih ada penurunan,” katanya.
Sementara itu, Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit mengatakan, akibat kenaikan harga tiket pesawat tersebut kondisi pariwisata atau kunjungan ke Sumbar mengalami penurunan hingga 30 persen.Begitu juga sektor UMKM turun hingga 40 persen.
“Kondisi ini tentu menjadi perhatian kita bersama agar cepat pulih dan BIM kembali ramai. Sebab, dengan mahal harga tiket dan bagasi berbayar sangat berpengaruh kepada sektor pariwisata dan perdagangan Sumbar, ” pungkasnya.
(Putri Caprita)