Padang – Menjadi seseorang pemimpin di Sumatera Barat (Sumbar) tidak mudah, pemimpin pembual, maaf bakal diketawain masyarakat pastinya.
Memang Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) punya potensi besar, baik dari Sumber Daya Alam (SDA) maupun Sumber Daya Manusia (SDM). Bila kekayaan ini dikelola dengan baik dan fokus, diyakini akan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.
Menurut Irjen. Fakhrizal jadi pemimpin di ranah minang itu tugasnya simple yaitu mensejahterakan rakyat.
“Kalau itu dilakukan dan terujud, tak perlulah program muluk-muluk, sejahterakan masyarakat, ajak masyarakat duduk bersama bicarakan program untuk kesejahteraan, setuju jalan,” kata Fakhrizal saat menjadi Kapolda Sumbar terkenal dengan Jenderal Ninik Mamak kepada awak media beberapa waktu lalu di Padang.
Jadi kata Fakhrizal, tugas utama pemimpin itu mensejahterakan masyarakatnya. Pemimpin yang selalu hadir di tengah kesusahan dan penderitaan masyarakatnya. Pemimpin yang selalu menyapa masyarakatnya dengan segala keikhlasannya dan melepaskan kepentingan pribadi dan kelompoknya.
“Seorang pemimpin itu harus memimpin pakai hati. Itu yang paling penting. Kedua, pemimpin itu harus punya rasa empati. Pemimpin yang tergugah hatinya ketika melihat kehidupan masyarakatnya yang susah. Misalnya, bila ada kejadian bencana, dia langsung turun membantu dan meringankan beban masyarakatnya. Responsif. Satu hal lagi yang tak kalah pentingnya, pemimpin harus bisa menjadi contoh, tauladan. Apa yang diucapkan, itulah yang dia lakukan. Satu kata, satu perbuatan. Jika berjanji, harus ditepati. Harus memberikan solusi pada setiap permasalahan yang dihadapi masyarakatnya,”ujar Irjen Fakhrizal yang sudah menyegel Calon Gubernur dari jalur Perseorangan/Independen berpasangan dengan Wako Pariaman Dr. Genius Umar, S.Sos, M.Si, untuk maju Pilkada Sumbar 2020 ini.
Karena itu, lanjut Fakhrizal sektor ekonomi menjadi kunci untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam pemikirannya, sedikitnya ada lima hal yang perlu difokuskan pengelolaannya dan ditata dengan baik. Selain sektor pariwisata, Kelautan dan Perikanan, serta Pertanian, ada sektor SDM dan penguatan hubungan pusat dan daerah.
“Sektor pariwisata kita luar biasa. Kalau ini dikelola dengan baik, mudah-mudahan bisa mensejahterakan masyarakat kita. Sekarang bagaimana kita mau mempromosikan pariwisata daerah kita, kalau infrastrukturnya saja belum baik. Misalnya, kawasan wisata Saribu Rumah Gadang di Solok Selatan. Saya dua malam menginap di sana. Ada kebun teh dan melintasi danau kembar, itu kita promosikan. Tapi akses jalan ke sana masih ”keriting” dan memakan waktu lama. Itu salah satu contoh yang perlu kita benahi bersama,” papar Fakhrizal.
Jika ingin orang bisa cepat dan nyaman berwisata ke Solsel, tambah Fakhrizal, maka jalannya harus bagus. Jika sudah begitu, maka uang akan banyak beredar, dan berdampak pada meningkatnya perekonomian masyarakat.
Begitu juga di kawasan wisata Mandeh, Pesisir Selatan. Bersama membenahi semua, apa yang masih kurang. Agar tukang pisang rebus di pinggir pantai kawasan wisata Mandeh bisa makan, tukang perahu di kawasan wisata Mandeh bisa makan, tukang kacang rebus bisa makan. Masyarakat akan hidup sejahtera karena banyak orang yang datang berkunjung.
“Karena, wisatawan itu pasti pasti akan belanja. Tinggal lagi kreativitas masyarakat dibantu pemerintah untuk membuat berbagai macam menu makan, marchandise atau cenderamata yang disukai pengunjung,” ujar Fakhrizal yang putra Agam ini.
Di sektor pertanian, terang Fakhrizal, Sumbar dianugerahkan Allah sebagai daerah agraris. Tanahnya subur. Hanya saja, para petani kurang sarana dan prasarana untuk mengelola lahan pertaniannya. Jika para petani membuka lahan dibantu sarana dan prasarana alat pertanian yang modern seperti traktor dan alat pertanian lain, disertai bantuan bibit dan pupuk, maka para petani akan lebih bersemangat.
“Di sini pemerintah harus berperan mencarikan pangsa pasarnya. Saya optimistis, kalau sektor itu kita kelola dengan baik dan fokus, maka PAD (pendapatan asli daerah) Sumbar akan meningkat. Dengan begitu, sektor lain akan ikut terdongkrak,” jelasnya.
Belum lagi sektor kelautan dan perikanan. “Kekayaan laut kita luar biasa, ikannya banyak dan tak akan habis-habisnya. Tapi kenapa para nelayan masih mengeluh, karena sarana dan prasarana penangkapan ikan yang masih tradisional. Maka, itu perlu kita bantu,” ungkap Fakhrizal.
Soal SDM, Sumbar itu dari dulu sudah dikenal sebagai industri otak. Masyarakatnya pintar-pintar. Pendidikan sudah maju. Namun, tetap saja harus dikelola dengan baik.
“Akan mubazir bila SDM yang hebat itu tidak diarahkan dengan baik serta diiringi dengan peningkatan etos kerja. Nah inilah tugas pemimpin itu. Menempatkan SDM yang bagus itu di tempatnya, sesuai bidang keahliannya jadikan mereka profesional,” ucap Fakhrizal.
Jika tidak begitu, kata Fakhrizal, Sumbar tidak akan bangkit. Tak cukup hanya mengandalkan APBD, apalagi dalam pembangunan intrastruktur. Tetap butuh dukungan APBN dan investasi. Karena itu, hubungan dengan pusat harus harmonis dan komunikasi harus jalan.
“Makanya saya bilang, agar Sumbar bisa bangkit, pemimpin Sumbar ke depan itu harus ikhlas, memimpin dengan hati dan mau mendedikasikan dirinya untuk daerah dan masyarakat. Terakhir, jadi pemimpin itu jangan sekali-kali berniat untuk mencari kekayaan, kasihan anak kemenakan kita. Mereka punya harapan masa depan yang cerah,” ungkap Fakhrizal.