Riset yang tersebut dijalankan oleh International Institute for Management Development (IMD) selama Swiss ini mencatatkan bahwa Indonesia naik enam peringkat dari sikap 51 dunia pada tahun 2022.
Dalam lima tahun terakhir, daya saing digital Indonesia terus mengalami peningkatan hingga mencapai 11 peringkat. Professor Arturo Bris, selaku Direktur IMD World Competitiveness Center, menyatakan bahwa inovasi yang signifikan di perubahan digital menunjukkan kesuksesan, dan juga diharapkan laporan ini dapat menggalang percepatan strategi digitalisasi kemudian penyelenggaraan perekonomian berkelanjutan pada Indonesia pada tahun 2024.
IMD menilai ada dua faktor utama yang mana berhasil mendongkrak daya saing digital Indonesia. Pertama, pertumbuhan pembangunan ekonomi yang agresif berhasil mendongkrak kesiapan digital Indonesia, teristimewa dari sektor telekomunikasi, perbankan, dan juga venture capital.
Kedua, pertumbuhan para entrepreneur teknologi turut menyokong kesiapan teknologi Indonesia di area masa depan. Namun terdapat dua faktor yang menghambat peningkatan daya saing digital Indonesia.
Bris mengatakan, hal pertama adalah terkait dengan lembaga pendidikan lalu pelatihan. Kemudian, kurangnya riset dan juga pengembangan teknologi.
Lebih lanjut, Indonesia juga perlu meningkatkan hibah untuk paten teknologi terbaru (high-tech) dan juga meningkatkan nomor pekerja dengan keahlian kemudian pengetahuan teknologi khusus, untuk memperbaiki daya saing digital.
Sementara terkait lembaga pendidikan juga pelatihan, Indonesia perlu menambah total anggaran untuk pendidikan, rasio murid-guru pada lembaga pendidikan tinggi, nomor lulusan sains, total sarjana perempuan, lalu prestasi dalam sekolah tinggi.
“Berdasarkan sejumlah riset yang mana sudah kami lakukan, peningkatan pembangunan ekonomi sekolah juga pelatihan terbukti meningkatkan daya saing digital lantaran memenuhi keperluan lingkungan ekonomi tenaga kerja yang mana ada. Ke depan, kami perkirakan akan terjadi lonjakan permintaan tenaga kerja terkait teknologi serta Artificial Intelligence (kecerdasan buatan),” ujar Bris, disitir dari Antara pada Kamis (25/1/2024).
Bris menyampaikan, untuk terus menggalakkan daya saing digital, Indonesia juga perlunya peningkatan kecepatan internet. Saat ini, kecepatan internet di dalam Indonesia ada diposisi nyaris terakhir yakni urutan ke 62 dari total 64 negara yang diteliti.
Selain itu, total pengguna internet pada Indonesia juga perlu ditingkatkan lantaran belaka ada pada urutan 60 dunia. Tantangan maraknya pembajakan perangkat lunak (software) juga menjadi persoalan yang tersebut masih perlu diselesaikan untuk meningkatkan daya saing digital Indonesia.
WDCR 2023 melakukan penelitian terhadap daya saing digital dari 64 negara dengan mempertimbangkan tiga faktor utama, yakni pengetahuan, teknologi, lalu kesiapan masa depan.
IMD WDCR yang tersebut dirilis pada akhir tahun 2023 membandingkan peringkat kemapanan daya saing digital dari 64 negara. Lima negara dengan daya saing digital terbaik menurut IMD World Digital Competitiveness 2023 adalah Amerika Serikat, Belanda, Singapura, Denmark, kemudian Swiss.
Riset ini menunjukkan, daya saing digital Indonesia unggul dibandingkan dengan beberapa negara Asia lainnya, seperti India (peringkat 49), Filipina (59), kemudian Mongolia (63). Meskipun demikian, dalam kawasan Asia Tenggara, Indonesia masih tertinggal sangat jauh dari Singapura (peringkat 3), Malaya (33), juga Thailand (35).