Jakarta – Psikolog Pendidikan Tantri Rahmawati menyoroti potensi kendala minat dan bakat siswa setelah penghapusan jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di tingkat SMA. Kekhawatiran ini muncul karena kurangnya pemahaman siswa sejak kelas 1 SMA.
“Siswa akan kesulitan mengikuti kegiatan belajar dan menentukan program studi kuliah karena tidak memiliki dasar yang kuat,” kata Tantri kepada Tempo melalui pesan WhatsApp, Ahad (21/7/2024).
Guru bimbingan konseling SMA Negeri 1 Taman Sidoarjo itu juga menyoroti terbatasnya ruang pilihan bagi siswa yang memenuhi syarat tertentu (eligible), yang berdampak pada kekurangan jam mengajar guru.
Pengamat pendidikan Bukik Setiawan sependapat bahwa sekolah perlu menyesuaikan pola pembelajaran mereka. “Sekolah perlu menilai minat bakat siswa, memberikan konsultasi karier, dan memetakan kebutuhan berdasarkan pilihan karier siswa,” ujarnya.
Bukik menilai penghapusan jurusan memberikan kesempatan bagi siswa untuk memilih mata pelajaran yang sesuai dengan jurusan kuliah yang ingin dituju. Ia berpendapat bahwa kebijakan ini tepat karena menghilangkan stigma bahwa siswa cerdas hanya berada di jurusan tertentu.
“Di tingkat SMA, siswa masih perlu mempelajari beragam mata pelajaran dan menentukan bidang minat mereka,” kata Bukik.