Jakarta – Ketimpangan sosial di Indonesia semakin memprihatinkan, dengan kelompok kaya menikmati kesejahteraan sementara kelas menengah ke bawah terpuruk akibat pandemi COVID-19.
“Pandemi memperlebar kesenjangan. Yang kaya semakin kaya, sementara yang miskin semakin miskin,” ungkap ekonom senior Indef, Dradjad Wibowo, Senin (26/12/2021).
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, tingkat kemiskinan pada September 2021 mencapai 9,71%, atau sekitar 26,5 juta jiwa. Angka ini naik 0,16% dibandingkan Maret 2021.
Kelas menengah juga tidak luput dari dampak pandemi. Banyak dari mereka kehilangan pekerjaan atau mengalami penurunan pendapatan.
“Banyak pelaku UMKM bangkrut, tentu berimbas kepada keluarga mereka,” kata Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Arsjad Rasjid, Rabu (22/12/2021).
Pemerintah mengakui adanya ketimpangan sosial. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan akan berupaya mengatasinya.
“Kami akan fokus pada program pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat,” ujar Airlangga, Jumat (24/12/2021).
Namun, pengamat ekonomi, Josua Pardede, menilai upaya pemerintah belum cukup. Ia menyarankan pemberian insentif lebih besar kepada kelas menengah dan UKM.
“Pemerintah harus memastikan distribusi pendapatan yang adil,” tegas Josua, Sabtu (25/12/2021).