Komisi Informasi Pusat Dorong Penilaian Objektif IKIP 2024 di Sumbar

Foto : Internet

Padang – Komisioner Komisi Informasi (KI) Pusat Syawaluddin mendorong tim informan ahli dan Pokja IKIP Sumbar 2024 untuk seobjektif mungkin dalam penilaian Indeks Keterbukaan Informasi Publik.

Ia menyampaikan hal ini saat membuka Forum Group Discussion (FGD) Indeks Keterbukaan Informasi Publik (IKIP) Provinsi Sumatera Barat di Hotel Truntum, Padang, Selasa (23/7).

Syawaluddin menegaskan bahwa tujuan penilaian keterbukaan informasi publik adalah memotret kondisi keterbukaan informasi publik. “Negara ingin melihat apakah pelaksanaan UU No 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik sudah sesuai harapan,” katanya.

“Negara membebani anggaran kepada sumber daya di Komisi Informasi Publik. Artinya, IKIP hadir untuk memotret itu semua,” jelasnya.

Untuk mengukur itu, maka dihasilkan metodologi untuk mengukur indeks keterbukaan informasi publik atau IKIP. Namun, ada esensi yang harus dipahami bersama, yaitu penilaian. “Unsur penilaian harus ada, yakni dari dunia usaha, kemasyarakatan, akademisi, jurnalis, dan pemerintahan,” tuturnya.

Seiring waktu, muncul semangat kontestasi dalam penilaian. “Yang mendapatkan indeks tertinggi ada gengsi. Padahal bukan itu esensinya. Tujuannya hanya untuk memotret,” ujarnya.

“Nilai tinggi bukan ukuran keberhasilan, dan nilai rendah bukan aib,” sebut Syawaluddin. Oleh sebab itu, banyak elemen dilibatkan dalam tim informan publik, untuk penilaian yang objektif.

“Pejabat jangan sensi dengan indeks yang rendah. Ngak ada hubungannya sama kepala daerah,” tuturnya.

Ketua KI Sumbar Musfi Yendra mengatakan sebelum FGD ini, KI Sumbar sudah menggelar pertemuan awal dengan informan ahli dan Pokja IKIP yang memberikan banyak masukan.

“Kita berharap 10 informan ahli yang ada ini akan menjadi back up KI Sumbar ke depannya,” katanya. Senada dengan Syawaluddin, Musfi meminta informan ahli tetap objektif dalam mengisi kuesioner.

“Meskipun secara emosional saya kenal baik dengan semua informan ahli, namun kita harap tetap mengisi kuesioner secara objektif. Kalau memang rendah, yang diisi rendah. Sehingga kita bisa melihat secara riil dimana posisi Sumatera Barat sesungguhnya,” katanya.

Baca Kabarsumbar.com lebih update via Google News, Klik Disini atau Join Telegram Disini.