Padang – Dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan produktivitas pertanian, pemerintah tengah berupaya untuk meningkatkan nilai tambah disektor pertanian, dalam hal tersebut sangat memerlukan sinergi dari semua pihak.
Gubernur Sumatera Barat mengatakan, Pemprov Sumbar sudah mengalokasikan 10 persen anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) untuk bidang pertanian. Karena hampir 57 persen penduduk Sumbar bergantung pada pertanian.
“Pembangunan Sumbar sangat memerlukan sinergi semua komponen untuk peningkatan produksi, termasuk perguruan tinggi. Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas (Fateta Unand), dapat mengambil peran penting dalam mempercepat peningkatan pendapatan petani melalui nilai tambah produk agroindustri,” sebut Mahyeldi Ansharullah, pada saat Dies Natalis ke-13 Fakultas Teknologi Pertanian, Selasa 8 Juni 2021.
Mahyeldi Ansharullah ikut serta menghadiri rapat senat terbuka Dies Natalis Fakultas Teknologi Unand dengan Tema Inovasi dan Karya Nyata Untuk Keilmuan dan Masyarakat. Dies Natalis yang diadakan secara langsung dan melalui daring, di Gedung Convention Hall Unand Padang.
Mahyeldi menyebut peran generasi milineal adalah faktor utama dalam meningkatkan daya saing melalui perluasan pasar baik lokal maupun diluar Sumbar.
Gubernur kembali menekankan pentingnya kerjasama Perguruan Tinggi khususnya Fateta dengan Pemprov Sumbar, untuk meningkatkan komoditas unggulan daerah guna nilai tambah produk agroindustri.
Tantangan ke depan, masyarakat, mau tak mau harus dihadapi. Termasuk pada industri lokal melalui e-katalog lokal diperkuat untuk mendorong industrialisasi agroindustri.
“Pada masa sebelumnya sudah banyak industri kita dipakai oleh daerah lain, cuma itu tidak dipakai lagi karena adanya e-katalog yang membatasi dan juga pengadaan selama ini,” sebutnya.
Dia berharap kedepannya pemerintah akan mendorong produksi industri lokal untuk membentuk dan meminta perizinan kepada lembaga pengadaan dipusat untuk mengadakan e-katalog untuk provinsi.
Peran lain yang diharapkan Gubernur adalah pada kemajuan mesin Rice Milling Unit (RMU) yaitu jenis mesin penggiling padi yang merupakan salah satu penyumbang penurunan terhadap produksi panen, dikarnakan mesin tersebut yang sudah lama.
” Ada sekitar 13 persen kehilangan produksi dikarnakan mesin rice milling unit ini sudah lama umurnya sekitar 40 tahun, maka dari itu kita akan benahi itu dengan produksi yang selama ini ada agar stok pangan di sumbar kembali meningkat,” harapnya.
Akhir sambutannya, Mahyeldi sampaikan Pemerintah Provinsi mendukung penuh penguatan institusi Fateta untuk memiliki gedung baru sehingga mampu menghasilkan riset yang inovatif, menghasilkan lulusan berdaya saing.