Respons Timnas Anies kemudian TPN Ganjar Soal Debat Cawapres Ditiadakan

Jakarta – Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan seluruh acara debat capres-cawapres akan dihadiri oleh calon presiden kemudian calon duta presiden secara berpasangan.

Format debat capres lalu cawapres ini akan berbeda dengan Pilpres 2019. Saat itu, diberikan pertemuan khusus bagi capres kemudian cawapres secara mandiri untuk menyampaikan gagasannya. Barulah pada debat pamungkas, pasangan capres-cawapres dihadirkan secara berpasangan.

Namun, pada debat Pilpres 2024, akan ditampilkan debat cawapres dengan didampingi oleh capresnya.

Komisioner KPU, Idham Holik, menjelaskan ketika debat cawapres yang mana akan dihadiri capres, porsi bicara hanya sekali diperuntukkan untuk cawapres. Begitu juga pada pada waktu debat capres, aktor utamanya adalah capres secara mandiri.

“Jadi cawapres bicara dari A sampai Z. kalau capres cuma mendampingi saja,” kata Idham, ketika dihubungi melalui sambungan telepon, Sabtu, 2 Desember 2023 dilansir Tempo.co.

Perubahan format ini ternyata menuai berbagai reaksi dari kalangan masyarakat, tak terkecuali dari pasukan pemenangan pasangan capres-cawapres nomor urut satu lalu tiga, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar juga Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Lantas, seperti apa komentar Timnas Anies serta TPN Ganjar persoalan debat cawapres ditiadakan? Simak rangkuman informasi selengkapnya berikut ini.

Tanggapan Timnas Anies

Tim Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN) menyatakan keberatan dengan langkah sepihak Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang mana memutuskan format debat capres-cawapres ketika pembahasan mengenai hal yang dimaksud belum selesai.

“Lah ini kok tanpa peringatan KPU sudah ada mengumumkan modelnya seperti itu tanpa mengundang kami lagi untuk rapat, padahal usulan kami bisa jadi dibuka, usulan kami jelas seperti apa. Bahwa ada debat berpasangan ada debat khusus capres atau cawapres sendiri-sendiri,” ucap Co-Captain Timnas AMIN, Nihayatul Wafiroh, di rilis tertulis, Sabtu, 2 Desember 2023.

Nihayatul mengklaim KPU melanggar janji dikarenakan sebelumnya sudah pernah disepakati bahwa pembahasan masalah debat akan dirapatkan lagi sebelum mengumumkan kebijakan finalnya. Dia juga menceritakan, Timnas AMIN mengikuti rapat dengan KPU pada 29 November 2023. Dari rapat yang disebutkan masih ada dua rencana yang digunakan belum diputuskan.

“Yakni mengenai komposisi debat ini, apakah harus hadir semua atau ada debat khusus capres atau cawapres begitu, juga kedua persoalan topik,” katanya.

Selain itu, Timnas AMIN juga mempertanyakan alasan KPU mengubah format debat capres-cawapres dari Pilpres 2019 lalu.

Anggota Timnas AMIN, Anang Zubaidy, menyatakan masyarakat membutuhkan gagasan cawapres, lantaran bagaimanapun capres juga cawapres adalah pasangan yang digunakan tak mampu dipisahkan. Menurutnya, keduanya juga harus bisa jadi saling mengisi satu mirip lain.

“Kita juga bertanya mengapa pada 2019, cawapres diberi kesempatan untuk mengelaborasi gagasannya di area debat cawapres sendiri-sendiri,” ujar Anang Zubaidy, seusai diskusi “Kebebasan, Kesetaraan, Keadilan”, dalam Pos Bloc, Pasar Baru, Ibukota Indonesia Pusat, Sabtu, 2 Desember 2023.

Anang juga menyebutkan bahwa debat khusus antar cawapres sangat penting. Karena, ketika salah satu dari kedua pasangan itu bukan diketahui gagasannya, bagaimana kemungkinan besar umum menentukan pilihan untuk pasangan tersebut. “Padahal debat itu kan adu gagasan,” ujar Anang, yang menjadi anggota Tim Hukum Nasional AMIN.

Komentar TPN Ganjar

Juru bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Deddy Yevri Hanteru Sitorus, menanggapi inovasi format untuk debat capres-cawapres pada Pilpres 2024. Menurut Deddy, tak adanya debat yang dimaksud dihadiri cawapres pribadi diri menghina serta merendahkan kemampuan para cawapres. “Terutama Gibran (Rakabuming Raka),” ucap Deddy ketika dihubungi melalui arahan WhatsApp, Jumat, 1 Desember 2023.

Apabila inovasi format yang dimaksud dilaksanakan untuk melindungi Gibran Rakabuming Raka, Deddy menyatakan itu akan menjadi hal yang dimaksud kontraproduktif. “Sebab Gibran akan kehilangan kesempatan untuk membuktikan betapa mampu juga layaknya beliau (jika menang),” ujar politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu.

Sebelumnya, Prabowo Subianto juga Gibran Rakabuming Raka disebut sebagai pasangan yang paling kerap absen di berbagai debat umum yang dimaksud diselenggarakan mendekati Pilpres 2024.

Di sisi lain, Deddy juga mengungkapkan inovasi format debat ini akan memunculkan keraguan umum juga berpotensi menurunkan elektabilitas calon delegasi presiden. Oleh oleh sebab itu itu, ia mengimbau KPU kembali menggunakan format debat seperti pada Pilpres 2019. “Tidak usah aneh-aneh sehingga dapat mengakibatkan kecurigaan masyarakat terhadap kredibilitas KPU kemudian ujungnya kredibilitas hasil pemilu,” kata dia.

Selain itu, Direktur Juru Kampanye TPN Ganjar-Mahfud, Choirul Anam, menyatakan pihaknya mendapatkan mengkritik dari warga yang tersebut kecewa serta mempertanyakan inovasi format debat ini. Choirul mengumumkan publik kecewa lalu kehilangan antusias.

“Kenapa kok ini dirubah, ada apa ini? Apakah ini masih berhubungan dengan konteks pencalonan pasca Mahkamah Konstitusi? Apakah ini berhubungan dengan strategi pemenangan dari salah satu calon yang dimaksud menghindari debat-debat umum seperti itu, atau ini ada skenario lain yang mana menguntungkan salah satu paslon?,” kata Choirul menirukan pernyataan penduduk yang tersebut mengadu kepadanya, Ahad, 3 Desember 2023.

Mantan komisioner Komnas HAM itu juga menyebutkan ada penduduk yang mengeluhkan bahwa merekan kehilangan kesempatan untuk meninjau komitmen juga upaya mempertahankan visi-misi pada hadapan cawapres lain.

“Mereka mengungkapkan bahwa kenapa debat pemilihan raya kok berubah, khususnya persoalan cawapres. Dulu pada 2019 format debatnya itu vis a vis, capres dengan capres, cawapres dengan cawapres, kenapa sekarang kok berubah?” kata Choirul.

Baca Kabarsumbar.com lebih update via Google News, Klik Disini atau Join Telegram Disini.