SOLOK, KABARSUMBAR – Untuk menghindari adanya duplikasi nama dan kekeliruan pada proses adminstrasi, Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno meresmikan penggantian nama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Solok dengan nama pahlawan Mohammad Natsir.
Kebijakan ini diambil setelah adanya hasil keputusan nama penggantian nama RSUD Solok menjadi RSUD M. Natsir di DPRD Sumbar pada 12 Juni 2018, lalu.
Direktur Rumah Sakit Umum (RSU) Solok Ernoviana mengatakan, alasan perubahan nama itu atas dasar rekomendasi Pemerintah Sumatra Barat dan Komisi V DPRD.
Kemudian, serta sering terjadi kerancuan terhadap proses adminstrasi, karena ada sejumlah rumah sakit yang hampir mirip dari segi penamaan.
“Atas Izin dari Pemprov dengan mengundang tokoh masyarakat berembuk bersama serta melaksanakan sosialisasi bersama biro organisasi, hukum dan senior rumah sakit untuk melakukan perubahan nama tersebut,” kata Ernoviana di Solok, Selasa (22/1/2019).
Pihaknya berharap dengan penggantian nama ini semoga akan membawa kejayaan dan membanggakan nama daerah, sebab Pahlawan Muhammad Natsir merupakan pahlawan dari Alahan Panjang, Kabupaten Solok.
“Kami akan menjaga nama baik pahlawan nasional ini karena merupakan sebuah tanggungjawab besar bagi manajemen RSU M. Natsir. Salah satunya dengan memberikan pelayanan lebih baik kepada masyarakat dalam pelayanan kesehatan,” jelasnya.
Terkait pengelolaan, pihaknya berjanji akan melakukan lebih komprehensif dan berinovasi serta menambahkan pelayanan seperti pemeriksaan, instalasi terpadu, sitisken, labor patologi klinik, anatomi dan rawat inap.
Dikatakannya, kedepan layanan medis akan dikembangkan dengan wacana sebagaimana menjadi rumah sakit yang besar.
“Terkait pelayanan, kita akan membuka IGD selama 24 jam, petugas, obat obatan sudah siap dan cukup walaupun poliklinik tidak buka. Setiap hari, jadwal petugas dan penanggung jawab sudah kami bagi sehingga apabila ada hal yang darurat bisa menghubungi petugas,” sebutnya.
Selanjutnya, Walikota Solok Zul Elfian menyebutkan, pemerintah menyambut baik dalam pemberian nama M. Natsir dan merupakan sebuah kehormatan.
Sebagai inspirator bagi tempat lain, terutama dalam pemberian pelayanan kesehatan. Menurut Walikota, pengorbanan dan kedermawanan beliau sangat pantas diteladani.
“Tidak hanya itu, perlu juga diperbaiki salah satunya jalan dari Aia Mati ke Halaban. Karena jalanya perlu pelebaran karena rumah sakit sudah besar, jalanny msih kecil. Apa lagi ini kewenangan provinsi,” pintanya.
Sementara itu, Gubenur Sumatra Barat Irwan Prayitno menyebutkan, terkait penggantian penamaan RSUD Solok tersebut, tidak hanya sebatas pergantian nama saja. Namun, perlu adanya peningkatan pelayanan rumah sakit pada masyarakat.
Pemakaian nama tersebut, kata Gubernur, karena merupakan tokoh minang paham politik dan pahlawan yang berasal dari Alahan Panjang, Solok.
Ia mengucapakan rasa terima kasih kepada keluarga yang telah menyetujui pemakaian nama RSUD M. Natsir.
Irwan Prayitno menyebutkan pemilihan nama M.Natsir telah melalui tahapan-tahapan dan musyawarah.
Terutama dari kalangan keluarga besar M. Natsir, sehingga pada akhirnya lahirlah nama M. Natsir, sosok pahlawan nasional yang cukup dikenal di Indonesia.
“Nama bukan hanya sekedar ditarok dan dikenal saja, tetapi ada harapan yang terdapat di dalamnya, juga membuat sesuatu memotivasi kedepannya,” ujarnya.
Gubenur mengungkapkan, pernah terjadi kekeliruan terkait hal administrasi dan anggaran tahun lalu dari Kementerian Kesehatan untuk RSU M. Natsir yang masuk ke rekening RSUD Kota Solok.
Akibatnya dana sebanyak 33 miliar kembali ke pusat, karena adanya kesalahan nama. Untuk itu perubahan nama ini, menurut Gubernur harus segera dilakukan
.
“Wajar nama dibuat berbeda agar adminstrasi nantinya dibuat aman. Semoga tidak ada lagi kesalahan, apalagi salah alamat. Mudah-mudahan nama ini memberikan identitas yang jelas nantinya,” sebutnya.
Ditambahkan Gubernur, selain menghindari duplikasi nama yang sering terjadi kekeliruan dengan RSUD Solok Arosuka yang ada di Kabupaten Solok.
Sekaligus Pemerintah Kota Solok akan mendirikan sebuah rumah sakit umum daerah. Sehingga jika tidak diganti akan menimbulkan kebingungan pada masyarakat.
“Kedepan pelayanan kesehatan kepada masyarakat harus maksimal. Jangan sampai nama sudah besar pelayanan masih kecil tentu harus mengikuti dengan peningkatan pelayanan maksimal. Agar tidak ada lagi pasien yang terlantar dan mengeluh karena tidak terlayani,” pungkas Gubernur.
Gubernur berharap, pelayanan akan mengikuti nama besar M. Natsir. jangan sampai membuat semakin menurun, sementara RSUD menyandang nama besar seorang M. Natsir.
[Putri Caprita]