Padang – Gonjang-ganjing publik di berbagai ranah tentang ucapan Puan Maharani saat menyerahkan surat dukungan PDIP ke pasangan bakal calon Gubernur Sumbar Mulyadi dan Ali Mukni, berbuntut menjadi kontroversi di kalangan masyarakat khususnya warga Sumatera Barat.
Beragam pendapat pun disampaikan di berbagai media sosial, media cetak, elektronik dan media mainstream, menanggapi pernyataan kontoversial tersebut. Tak terkecuali dari tokoh adat dan masyarakat Sumatera Barat.
Yulizal Yunus Dt. Rajo Bagindo sebagai tokoh adat berpendapat bahwa Puan khilaf dan tidak ada maksud untuk menjelek-jelekkan kampungnya.
“Puan Maharani khilaf. Kita berbaik sangka (husnuzzan). Tak ada maksudnya memburukkan kampungnya Sumatera Barat dan sukunya Minangkabau. Apalagi ia bicara dalam internal partainya, konteks membina kader. Mungkin ia tak menyangka, dari internal bocor ke publik. Khilaf. Khilaf itu sifat manusia. Memberi maaf tanda kita satu suku bangsa Minangkabau yang sandi adatnya adalah syara’,” ungkap Yulizal Yunus.
Di sisi lain, Alfan Miko, Dekan Fisip Universitas Andalas 2016-2020 berpandangan, bahwa karakter orang Minangkabau itu pemaaf, sesuai dengan ajaran Islam yang menjadi dasar falsafah hidup masyarakat Minangkabau.
“Setelah sekian lama peristiwa ini terjadi, seyogyanya masyarakat Minangkabau kembali ke karakter dasar nilai-nilai berperilaku sebagai bangsa pemaaf, yaitu sesuatu yang diajarkan oleh adat dan agama yang berlandaskan Islami dan telah dicontohkan oleh tokoh-tokoh bangsa yang berasal dari Minangkabau seperti Hamka, Hatta, Syahrir dan lainnya terhadap orang-orang yang telah menzalimi mereka.
Memaafkan adalah perbuatan mulia. Dengan memaafkan dan melupakan, adalah bukti karakter masyarakat Minangkabau yang sesungguhnya dan tidak ingin terbelenggu dengan masalah ini terus menerus,” ujarnya
Ia pun berharap mudah-mudahan setelah kejadian ini, Puan semakin lebih dewasa bersikap dan juga mendorong keinginan hatinya untuk mendekatkan dirinya dengan tanah leluhurnya di Ranah Minangkabau ini.
Gubernur Sumatera Barat pun angkat bicara. Ia mengajak masyarakat untuk memaafkan dan menjalin silaturahmi.
“Kalaulah ucapan bu Puan dianggap menyinggung perasaan masyarakat Sumbar, saya mengajak masyarakat agar memaafkan beliau dan mari ke depan kita jalin silaturahmi untuk kepentingan Sumbar,” ajak Irwan.
Lebih lanjut Irwan Gubernur Sumbar dua periode ini menyatakan, “Saya tetap memandang positif ucapan bu Puan dan terimakasih kami sudah didoakan. Bila ada kesalahan di Sumbar, mari kita perbaiki bersama.”