Pariaman – Pemerintah Kota Pariaman bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sumatera Barat dalam upaya memperkuat sistem mitigasi bencana di wilayah tersebut. Kolaborasi ini ditandai dengan peninjauan lokasi yang direncanakan untuk pemasangan alat deteksi tsunami High-Frequency (HF) Radar di Pantai Taman Anas Malik, Kelurahan Lohong, Kecamatan Pariaman Tengah.
Pada Senin (16/6), Yota Balad menjelaskan bahwa penguatan sistem mitigasi bencana sangat penting mengingat posisi geografis Kota Pariaman yang rentan terhadap ancaman gempa bumi dan tsunami. “Hari ini kami meninjau titik penempatan HF Radar tsunami di Pantai Taman Anas Malik,” ujarnya. Alat ini dinilai vital untuk keselamatan warga karena Kota Pariaman berada di wilayah rawan bencana.
Pemerintah Kota Pariaman telah berkoordinasi dengan para pedagang di sekitar lokasi yang direncanakan untuk pemasangan alat tersebut. Menurut Yota Balad, area dalam radius 300 meter ke kiri dan kanan serta 30 meter ke arah laut dari titik pemasangan alat diminta untuk dikosongkan. “Kami tegaskan, tidak ada penggusuran. Ini murni langkah mitigasi,” tegasnya. Selain berfungsi mendeteksi potensi tsunami, alat ini juga dapat dimanfaatkan oleh nelayan untuk mengetahui keberadaan ikan di laut.
Alat HF Radar ini merupakan bantuan dari Pemerintah Prancis senilai Rp28 miliar. Yota Balad menambahkan bahwa hanya dua kota di Sumatera Barat yang menerima fasilitas ini, yaitu Padang dan Pariaman. “Kami berharap masyarakat mendukung penuh program ini,” katanya. Pihaknya juga meminta bantuan BMKG untuk memasang Early Warning System (EWS) di Kota Pariaman. “Ini sangat penting karena kita berada di zona megathrust Siberut, sehingga kewaspadaan dan kesiapan menjadi keharusan,” tegasnya.
Suaidi menjelaskan bahwa HF Radar berfungsi memantau arus laut, gelombang, dan potensi tsunami secara real-time. Alat ini, lanjutnya, mampu memberikan sinyal peringatan sekurang-kurangnya 30 detik sebelum gelombang tsunami tiba.