Sumatera Barat – Sepanjang 16 Oktober 2020 hingga 22 Oktober 2020, Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat Sumatera Barat (Sumbar) telah diguncang gempa mencapai 27 kali.
Kasi Data dan Informasi BMKG Padang Panjang Mamuri mengatakan, hal tersebut terjadi pada wilayah yang umumnya sebagai akibat dan aktivitas zona subduksi antara lempengan Indo-Australia dengan Eurasia.
“Hal ini juga diakibatkan adanya aktivitas sistem sesar Sumatera dan sesar Mentawai. Faktor inilah yang membuat terjadinya gempa bumi selama sepekan belakangan,” kata Mamuri di Kota Padang Panjang kepada salah satu media pada Jumat, 23 Oktober 2020.
BMKG menjelaskanndari 27 gempa yang terjadi, 7 gempa diantaranya berada pada episentrum diatas 5 Skala Richter (SR), 15 gempa diantara 3 hingga 5 SR, dan 5 gempa berada dibawah 3 SR.
“Dari 7 gempa diatas 5 SR, 6 gempa berpusat di kawasan subduksi Pagai Selatan Mentawai, sedangkan 1 gempa berada di kawasan subduksi Muko-Muko Bengkulu,” jelas Mamuri.
Diantara gempa diatas 5 SR, yang paling dirasakan adalah dua gempa yang terjadi pada 19 Oktober 2020 pada pukul 07.31 WIB dan pukul 07.47 WIB.
“Dalam dua gempa ini dirasakan I-II MMI di Kota Bengkulu, Kepahiang, dan Bengkulu Utara. Kemudian, II-III MMI di Padang, Painan, Mentawai, dan Muko-Muko Bengkulu,” kata Mamuri.
Keduanya tercatat sebagi gempa bersifat Doblet karena terjadi episenter dan waktu yang berdekatan.
“Gempa ini masih merupakan gempa susulan dari 15 Oktober 2020 yang terjadi di Barat Daya pulau Pagai Selatan, Kepulauan Mentawai,” sebut Mamuri.
Sepanjang Kamis, 20 Oktober 2020 kemarin, BMKG mencatat ada 3 kali gempa yang terjadi di Sumatera Barat, dengan jalur subduksi yang sama dengan kekuatan masing-masing 4,3 SR pada pukul 05.21 WIB, 4 SR pada pukul 14.33 WIB dan 2,7 SR pada pukul 19.37 WIB.
Pihaknya mengimbau agar masyarakat tetap meningkatkan kewaspadaan karena BMKG melihat sesar di Pagai Selatan Mentawai tersebut masih dalam kategori aktif hingga sekarang.