3 Fakta Menarik tentang Kota Batusangkar, yang Terkenal Sebagai Benteng Perang Padri

Foto: Istana Pagaruyuang

Padang – Batusangkar merupakan kota yang jadi pusat pemerintahan Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Kota ini terbagi tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Lima Kaum, Kecamatan Tanjung Emas, dan Kecamatan Sungai Tarab.

Daerah ini sebelumnya dikenal sebagai Fort Van Der Capellen selama masa penjajahan Belanda. Artinya, daerah tersebut merupakan benteng pertahanan Belanda yang didirikan saat Perang Padri. Benteng tersebut dibangun antara 1822 -1826 yang akhirnya secara resmi diganti nama menjadi Batusangkar pada 1949.

Batu Angkek-angkek atau dalam bahasa Indonesia berarti angkat, menjadi salah satu batu yang melegenda di Batusangkar selain Batu Malin Kundang. Sekilas batu ini dilihat seperti cangkang kura-kura. Konon katanya, batu ini merupakan batu yang bisa meramal. Apabila seseorang dapat mengangkat batu tersebut, berarti keinginannya akan terwujud, begitu pun sebaliknya.

Nah, berikut fakta menarik tentang Batusangkar.

1. Masjid Tertua di Indonesia

Foto: Ilustrasi Mesjid Batusangkar

Masjid tertua di Indonesia yang hingga saat ini masih berdiri kokoh yaitu Masjid Raya Rao-rao. Masjid seluas 16×16 meter persegi ini memiliki keunikan gaya arsitektur yang memadukan corak dari tiga bangsa, yaitu Melayu, Eropa, dan Timur Tengah.

Atap Masjid Rao-rao mewujudkan citra khas dari Minangkabau. Atap yang terbuat dari seng tersebut bersusun tiga dan di atasnya terdapat menara berbentuk segi empat. Menara segi empat ini beratap gonjong yang mengarah pada empat penjuru mata angin.

Masjid Rao-rao memiliki 13 jendela yang bermakna perwujudan 13 rukun sholat. Tak hanya itu, masjid ini juga terdapat enam buah pintu yang bermakna enam penciptaan masa alam. Masjid ini termasuk dalam salah satu situs Cagar Budaya di Kabupaten Tanah Datar.

2. Istana Pagaruyung yang Tahan Gempa

Foto: Istana Pagaruyuang

Istana Basa atau yang biasa dikenal dengan Istana Pagaruyung menjadi salah satu ikon wisata Kota Batusangkar. Saat memasuki istana tersebut, para pengunjung akan disambut dengan kemegahan bangunan yang terbuat dari kayu. Kayu tersebut bukanlah kayu biasa melainkan kayu yang yang dipilih secara khusus agar tahan lama.

Istana ini memiliki desain yang tahan terhadap gempa. Tiang-tiang penyangga pada bangunan ini merupakan warisan budaya yang sengaja dibuat miring agar tahan gempa. Sementara, material kayu yang ada di istana dihiasi dengan 60 ukiran yang menjelaskan filosofi dan budaya Minangkabau.

3. Yoghurt Khas Minang

Foto: Dadiah

Dadiah merupakan salah satu makanan khas Batusangkar yang terbuat dari susu kerbau murni. Pertama-tama, susu kerbau akan dimasukan terlebih dahulu ke dalam bambu untuk proses fermentasi. Hal ini membuat rasanya menjadi asam dan aromanya yang khas membuat orang-orang menyebutnya yogurt khas Minang.

Biasanya, dadiah dihidangkan bersama emping (beras ketan yang ditumbuk pipih) dan gula merah yang terkenal manis serta legit. Sajian tersebut biasa dikenal dengan ampiang dadiah. Namun, dadiah juga dapat dinikmati langsung tanpa makanan pendamping.

Selamat membaca.

Baca Kabarsumbar.com lebih update via Google News, Klik Disini atau Join Telegram Disini.