Bukittinggi – Bukittinggi dikenal sebagai kota perjuangan dan tempat kelahiran sejumlah tokoh pendiri bangsa. Siapa tak kenal dengan Mohammad Hatta yang merupakan salah satu proklamator.
Bukittinggi pun menjadi salah satu ikon pariwisata Provinsi Sumatera Barat. Tempat wisatanya cukup banyak dan terletak berdekatan satu sama lain.
Nah, ini dia hal-hal unik yang ada di Kota Bukittinggi, yuk simak!
1. Bukittinggi memiliki Jam Gadang yang kedua terbesar setelah Jam Big Ben di London

Menara yang menjadi ikon Bukittinggi ini juga mampu menarik wisatawan baik lokal maupun mancanegara.
Satu hal yang serupa dari ikon Kota Bukittinggi dan London itu adalah mesin yang dipakai di dalam kedua menara ini. Ternyata, mesin yang digunakan pada Jam Gadang sama persis dengan mesin jam Big Ben yang dibuat oleh perusahaan dari Jerman yakni Vortmann Relinghausen. Mesin jam ini hanya ada dua unit di dunia
Meski disebut kembar, faktanya tak demikian. Jam Gadang memiliki tinggi 26 meter, sedangkan Big Ben memiliki ketinggian 96 meter. Puncak menara Jam Gadang berbentuk seperti atap tanduk kerbau yang menjadi ciri khas rumah gadang, sementara Big Ben dibangun dengan puncak menara yang runcing.
2. Kota Kolonial yang Diciptakan Belanda

‘Bukittinggi tidak lahir dari rahim kebudayaan Minangkabau’, itulah kalimat yang pernah dikatakan Bung Hatta. Berdasarkan sejarah, Bukittinggi diciptakan oleh Belanda untuk menggempur Kaum Padri pada pada 1826.
Pada awal dibangun, Belanda memberi nama Fort de Kock untuk kota berhawa sejuk ini. Fort de Kock merupakan sebuah benteng di puncak bukit. De Kock diambil dari nama seorang perwira Belanda yang pernah menjabat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda yakni Hendrik Merkus de Kock.
Seiring berjalannya waktu kekuasaan pemerintah kolonial Belanda semakin menguat. Benteng ini pun berkembang menjadi sebuah kota administratif.
3. Kota Terbesar Kedua di Sumbar dan Terkecil Keempat di Indonesia

Bukittinggi menjadi kota terbesar kedua di Provinsi Sumatera Barat setelah Padang. Secara de jure, Bukittinggi memiliki luas wilayah 145,29 kilometer persegi, tetapi secara de facto hanya 25,24 kilometer persegi.
Itu karena sebagian masyarakat Kabupaten Agam, Bukittinggi, menolak perluasan wilayah tersebut. Karenanyai, Bukittinggi menjadi kota terkecil urutan keempat se-Indonesia setelah kota Padang Panjang yang memiliki luas 23 km2.
Unik bukan Kota Bukittinggi ini, selamat membaca.