Angka Stunting Bukittinggi Terendah Kedua di Sumbar

Jam Gadang, Bukittinggi. Foto: Internet

Pemerintah Kota Bukittinggi berhasil menekan angka stunting di wilayah tersebut. Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 menunjukkan bahwa prevalensi Balita Stunting di Kota Bukittinggi turun menjadi 16,8%, dari tahun sebelumnya yang mencapai 19%.

Penurunan ini cukup signifikan dan menjadikan Bukittinggi sebagai kota dengan angka stunting terendah kedua di Sumatra Barat.

Wali Kota Bukittinggi, Erman Safar, mengapresiasi kerja maksimal dari SKPD terkait dan tim percepatan penurunan stunting yang telah berhasil menekan angka stunting di wilayah tersebut.

Ia menyatakan bahwa perkembangan ini merupakan hasil yang positif dan akan terus ditingkatkan untuk melahirkan generasi yang berkualitas dan menjadi pemimpin hebat di masa depan.

Sementara itu, Kepala DP3APPKB Bukittinggi, Nauli Handayani menjelaskan bahwa stunting menjadi isu nasional yang harus diantisipasi di setiap daerah.

Menurut WHO (2020), stunting adalah pendek atau sangat pendek berdasarkan panjang/tinggi badan menurut usia yang kurang dari -2 standar deviasi (SD) pada kurva pertumbuhan WHO.

“Hal ini terjadi dikarenakan kondisi irreversibel akibat asupan nutrisi yang tidak adekuat dan/atau infeksi berulang/kronis yang terjadi dalam 1000 HPK,” kata Nauli.

Sejak 2022, Pemko Bukittinggi mengklaim telah melakukan berbagai upaya untuk menekan laju stunting.

“Seperti interfensi dengan sasaran ibu hamil, ibu menyusui, anak usia 0-6 bulan, dan anak usia 6-24 bulan. Interfensi gizi spesifik berkontribusi sebesar 30%, dan kegiatan ini umumnya dilakukan oleh Sektor Kesehatan,” sebut Nauli.

Intervensi ini bersifat jangka pendek, hasilnya dapat dicatat dalam waktu yang relatif pendek.

Baca Kabarsumbar.com lebih update via Google News, Klik Disini atau Join Telegram Disini.