Padang – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis data terkait gempa 5,5 SR yang berpusat pada 51 Barat Daya Muko-Muko Bengkulu pada Senin 16 Desember 2019 sekitar pukul 21.49 WIB.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono menyebutkan, jika gempa 5,5 SR yang terjadi akibat adanya aktivitas subduksi.
“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas subduksi. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik (Thrust Fault),” kata Rahmat dalam keterangan pers yang diterima Kabar Sumbar, Senin.
BMKG juga memutakhirkan kekuatan gempa yang semula 5,5 SR menjadi 5,6 SR, kemudian dengan kedalaman 54 kilometer.
“Episenter gempabumi terletak pada koordinat 3.09 LS dan 100.81 BT , atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 53 km arah Barat Daya Kota Mukumuko, Bengkulu pada kedalaman 54 km,” katanya.
Selain itu, guncangan gempabumi ini dirasakan di daerah Mukomuko, Padang, Painan dengan kekuatan III-IV MMI (Pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah).
Kemudian, Kepahiang, Bengkulu, Kerinci, Padang Panjang dengan III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu).
“Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut.
Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami,” sebut Rahmat.
Hingga pukul 21.59 WIB, BMKG mencatat belum ada aktivitas gempa susulan.
BMKG pun mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
“Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yg membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali kedalam rumah,” sebut Rahmat.