PADANG, KABARSUMBAR – Reydonnyzar Moenek menjadi sosok yang hangat diperbincangkan dalam beberapa waktu belakangan.
Sekjen DPD RI ini santer dikabarkan, menjadi salah satu calon paling potensial untuk memajukan Sumatera Barat lima tahun kedepan.
Lantas, bagaimana pendapat sejumlah pihak mengenai sosok yang akrab disapa Donny Moenek ini ?
Salah satunya terucap dari Ketua Bundo Kanduang Sumatera Barat, Prof Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib.
Sosok Profesor wanita yang dipertuan Gadih Pagaruyung ini menerima kunjungan Donny Moenek di kediaman pribadinya di Padang, Senin 15 Juli 2019.
Pertemuan itu merupakan langkah-langkah untuk menyerap aspirasi, termasuk dinamika aspirasi.
Kental rasa kekeluargaan pun menyelimuti pertemuan keduanya. Dalam pertemuan itu, fakta menariknya, Donny Moenek masih berhubungan tali darah dengan Bunda Raudah.
“Saya masih ada kait-mengait dengan Ananda Donny Moenek. Kami ada keturunan dari Istana Pagaruyung, termasuk dengan Pak Faried Anfasa Muluk,” kata Bundo Raudah sembari menjelaskan silsilahnya.
Menurut Bundo, ada momen yang beliau kenang terkait kebijakan Donny Moenek semasa menjabat Pj Gubernur Sumbar.
“Kami selaku tokoh Minangkabau benar-benar merasa didudukan pada tempatnya. Tidak pernah-pernah kami diajak berembuk, hanya dizaman beliaulah, kami kerap diundang untuk berpendapat,” jelas Bundo.
Bundo pun mengapresiasi sikap santun dari seorang Donny Moenek yang memberikan respon cepat terhadap berbagai permasalahan Sumbar, walau hanya menjabat Pj Gubernur Sumbar selama kurang lebih tujuh bulan.
Kemudian, Bundo pun memberikan sebuah pepatah ‘bagai’ nasehat bagi seorang Donny Moenek, salah satunya agar memahami kultur dan budaya Minangkabau.
“Pemimpin ditinggikan sarantiang, didahulukan selangkah. Orang Minang itu gadang, gadang se lah surang, kami indak ka mintak tolong. Kayo, kayo lah surang, kami indak ka mamintak. Cadiek, cadiek se lah surang, kami indak ka batanyo, bagak, bagaklah surang kami indak ka bacakak. Makin dijilat makin menjauh orang Minang itu. Ananda harus memahami ini untuk meraih hati masyarakat Minang,” kata Bundo Raudah.
“Tagak kampuang, paga kampuang. Tagak suku paga suku. Tagak nagari paga nagari. Kalau urang awak di Amerika alah inyo paga pulo Amerika tu. Namun, kita bukan ekslusif, tidak pernah orang Minang merantau lalu membuat Kampung Minang. Mereka berbaur dan dapat diterima oleh penduduk aslinya,” sambung Bundo Raudah.
“Saya ingat saat Ananda Donny presentasi tentang mencarikan solusi pembangunan Masjid Raya Sumbar, pimred Singgalang Khairul Jasmi jalan ke depan, ambil mix, langsung bilang, ‘Ikonyo nan subananyo gubernur tu’ katanya. Bertepuk orang banyak,” kenang Bundo.
Donny Moenek pun dengan serius menyimak petuah Bundo Kanduang layaknya anak mendengar nasihat ibunda.
“Terimakasih Bundo, alhamdulilah, banyak ilmu yang Donny dapatkan dari Bundo. Mohon doa dari Bundo, semoga Donny sehat dan senantiasa dalam lindungan Allah,” kata mantan Kapuspen Mendagri sembari pamit mundur.