Padang – Masyarakat Katolik Kota Padang menyuarakan aspirasi yang lama tertunda dalam pertemuan dengan calon Walikota Padang, Fadly Amran, pada 19 Agustus 2024. Pertemuan ini membahas isu-isu penting terkait kehidupan spiritual dan sosial komunitas Katolik.
Masalah gangguan akses peribadatan akibat Car Free Day menjadi sorotan utama. Frans, perwakilan masyarakat, mengungkapkan keprihatinannya atas gangguan ini, terutama pada hari-hari besar keagamaan. “Hak untuk beribadah dengan tenang tidak boleh terganggu,” tegas Frans. Ia mendesak pemerintah mencari solusi agar semua kelompok masyarakat dapat beribadah tanpa hambatan.
Mewa, tokoh masyarakat lainnya, mengeluhkan rumitnya perizinan pendirian rumah ibadah. Menurutnya, birokrasi yang berbelit tidak boleh menghambat pemenuhan kebutuhan spiritual. “Proses perizinan harus inklusif dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat,” ujarnya.
Kekurangan guru agama Katolik juga menjadi isu mendesak. Perwakilan komunitas meminta pemerintah kota meningkatkan dukungan dalam menyediakan tenaga pengajar. “Tanpa guru yang memadai, kualitas pendidikan agama akan terganggu,” ujar salah satu peserta.
Selain itu, Ibu Titi, warga yang aktif dalam isu-isu sosial, menyuarakan kekhawatiran tentang tingginya kasus stunting di pinggiran kota dan kurangnya perhatian terhadap pemeliharaan Pantai Padang. “Stunting adalah masalah serius yang berdampak pada masa depan kota ini,” ungkapnya.
Menanggapi aspirasi tersebut, Fadly Amran, yang mencalonkan diri sebagai Walikota Padang bersama Maigus Nasir, menegaskan komitmennya untuk memperhatikan setiap aspek yang disampaikan. Ia berjanji akan mencari solusi cepat terkait perizinan rumah ibadah dan memastikan keadilan dalam distribusi guru agama. “Pendidikan adalah pilar penting dalam membangun masyarakat yang berkarakter,” tegasnya.
Fadly Amran juga berkomitmen untuk menangani masalah sosial dan infrastruktur, termasuk stunting dan pemeliharaan Pantai Padang. “Pantai Padang adalah ikon kota ini, dan harus dijaga untuk generasi mendatang,” katanya. Ia menekankan pentingnya kebijakan yang inklusif dan responsif terhadap semua kebutuhan masyarakat, termasuk masyarakat Katolik.
Dengan janji perubahan dari Fadly Amran, masyarakat Katolik Kota Padang berharap aspirasi mereka diwujudkan dalam tindakan nyata, menciptakan Kota Padang yang inklusif dan sejahtera bagi semua.