Solok Kota – Festival Galanggang Arang (GA) 2024 secara resmi dimulai di Kota Solok pada Sabtu (22/6) dan akan digelar hingga Senin (24/6). Festival yang digagas oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi sejak 2023 bertujuan memperkuat ekosistem kebudayaan secara berkelanjutan.
Adapun, upaya menjaga warisan dunia UNESCO Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto atau WTBOS, yang digelar Kemendikbudristek melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan ini, mengangkat tema “Anak Nagari Merawat Warisan Dunia”. Secara simbolis kegiatan resmi dibuka dengan ditabuhnya Talempong Pacik oleh Wali Kota Solok beserta sejumlah pejabat lainnya yang hadir di lokasi.
Wali Kota Solok, Zul Elfian Umar menyebut, Kota Solok memiliki ikatan kuat dengan sejarah tambang tersebut, tentu akan mendukung WTBOS. Kota Solok merupakan salah satu dari 7 Kabupaten/Kota yang termasuk dalam kawasan WTBOS.
Terkait festival Galanggang Arang yang digelar itu, la berharap harus dimaknai dengan potensi budaya warisan dunia ini dapat dijaga dan dirawat bersama.
“Saya harap masyarakat tidak hanya sekadar hadir, tapi juga bisa menyadari bahwa potensi budaya warisan budaya harus dijaga bersama, dirawat, dan dimanfaatkan sebesar-besarnya oleh masyarakat,” harap Wako.
Stasiun Kereta Api Solok merupakan obyek sangat potensial jika merujuk pada WTBOS. Dalam perjalanannya, Kota Solok menjadi salah satu pusat aktifitas warga di masa lampau. Hal itu dibuktikan dengan keberadaan Stasiun Kereta Api Solok, yang menjadi penghubung antara Sawahlunto dengan daerah lain di Sumbar pada masa itu.
Menurutnya, Kota Solok juga kaya dengan sejarah beserta warisannya. Oleh karena itu, pihaknya juga akan mengupayakan bagaimana warisan budaya itu bisa bernilai guna bagi perkembangan kota Solok ke depannya.
Pemerintah meyakini, hal-hal itu perlu untuk terus digali, sehingga masyarakat bisa lebih mengenal secara mendalam soal lembaran perjalanan daerah. Serta juga bisa memberikan dampak positif terhadap pariwisata dan perekonomian daerah.
“Jangan sampai generasi kita di masa depan buta akan sejarah yang mewarnai perjalanan daerah, ini harus menjadi perhatian kita bersama,” pungkasnya.
Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Kemdikbud Ristek, Yayuk Sri Budi Rahayu menjelaskan bahwa Galanggang Arang 2024 merupakan upaya nyata dalam meningkatkan kesadaran masyarakat dalam merawat dan memahami nilai-nilai warisan budaya yang ada sejak zaman dari peradaban manusia, maka itu penting dukungan dari pemerintah daerah dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan dalam menjaga dan mengembangkan ekosistem warisan budaya.
“Saya berharap keterlibatan aktif seluruh stakeholder, sehingga pergelaran Galanggang Arang 2024 menjadi pemantik kepedulian dalam upaya menjaga keberlangsungan warisan budaya,” imbaunya.
Kurator Galanggang Arang, Sudarmoko menjelaskan, Kota Solok menjadi lokasi pertama Festival Galanggang Arang (GA) 2024, setelah acara pembukaan di Padang pada 4 Mei 20244 lalu.
“Kelangsungan acara selama tiga hari (22-24 Juni 2024). Sejumlah program menarik telah disiapkan, mulai dari workshop, pertunjukan, hingga seni rupa,” jelasnya kepada awak media, Sabtu (22/6) siang.
Kegiatan GA di Kota Solok difokuskan pada area stasiun sebagai salah satu objek cagar budaya dan juga bagian penting dari WTBOS. Karena menurutnya, stasiun menjadi lokasi penampungan rempah dan hasil bumi yang kemudian didistribusikan ke daerah lain.
“Stasiun Kota Solok merupakan objek penting di masa lalu, dan salah satu yang paling vital kebedaraannya di sumatera,” ungkapnya.
Kemudian, sejumlah kegiatan penting GA 2024 di Kota Solok di antaranya ialah, lokakarya pemanfaatan ruang publik, penggalian ingatan kolektif terkait WTBOS di Kota Solok juga dilakukan dengan partisipasi dari komunitas fotografi Gajah Maharam.
Lalu, sejumlah pertunjukan juga disuguhkan selama hari festival. Beberapa kelompok seni lokal, seperti Lubuak Saiyo dan Alang Bangkeh lalu, pertunjukan seni tari, serta penampilan guest star Dewa Gugat dan Khairat KDI.
“Saya berharap seluruh elemen untuk dapat merawat warisan budaya ini dan diwariskan ke anak cucu, cetusnya. Untuk diketahui, Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto sendiri telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO pada 6 Juli 2019 di Kota Baku, Azerbaijan.