TARUSAN, KABAR SUMBAR-Sambut pergantian tahun 2018 ke 2019, puluhan anak-anak nelayan di pesisir wilayah Sungai Pinang, Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar) melepasliarkan puluhan ekor tukik dan melakukan aksi bersih sampah, Selasa pagi (1/1/12019).
Para anak berusia mulai enam tahun sampai 15 tahun, yang belajar di rumah singgah ANDESPIN diajak berkeguiatan positif merawat lingkungan. Senin malam (31/12/2018), para mentor dan peserta didik itu mengevaluasi atas apa yang dikerjakan di 2018 selama bergabung di ANDESPIN (Anak Desa Sungai Pinang).
“Alhamdulillah, semua berjalan dengan baik, kami mengisi dengan ilmu dan melindungi bumi dengan mengutip sampah yang bertebaran di pantai,” kata David Hidayat, fasilitator ANDESPIN kepada Kabarsumbar.com.
Katanya, puluhan anak-anak mengutip sampah sampai beberapa karung. Agenda ini disusun rumah singgah, ANDESPIN di Sungai Pinang, yakni satu orang satu karung sampah. Sampah katanya, merupakan musuh berbahaya. Tidak hanya merusak lingkungan, juga merusak tatanan berkehidupan itu sendiri.
Menurutnya, ini salah satu cara untuk mengajarkan anak-anak nelayan, agar lebih dini mengenal, mencintai dan melindungi bumi. Paling terkecil dan sederhana itu di lingkungan tempat tinggal dan kampung sendiri.
Kapten kelompok anak-anak, Elon, 14 mengatakan, selama bergabung di ANDESPIN banyak didapatnya. Mulai dari dapat bahan bacaan, belajar menulis juga cara menjaga kekompakan di antara teman-teman yang bergabung.
Tidak hanya itu saja, sambungnya, ia juga mendapat pengalaman berharga, yakni ikut berpatisipasi dalam bentuk kegiatan, seperti aksi bersih lingkungan, olahraga yang selama ini tidak pernah dirasakan.
“Senang bang, bergembira sambil belajar di sini. Enaknya bang bisa ikut kegiatan yang dibuat kakak dan abang di sini,” ujarnya.\
Salah seorang pengunjung rumah singgah ANDESPIN, Norbertus Harita, 33, sangat kagum terhadap anak-anak nelayan, yang rata-rata masih berusia 5-15 tahun. Ia menilai, dari semangat, kekompakan lahir diantara mereka.
“Saya pun iri dengan mereka, dimana kita yang sudah dewasa dikalahkan oleh mereka yang masih kanak-kanak,” ujar Norbeth.
Selain mengutip sampah, para anak-anak nelayan di desa Sungai Pinang ini pun melepasliarkan puluhan tukik ke pantai bersama Sumatra Turtle Konservasi. Seperti diketahui bersama, kawasan Sungai Pinang, merupakan bergeografis teluk, dimana manggrove tumbuh subur, dan memiliki panorama yang indah. Baik dari pantai dan memiliki tebing nan rimbun.