Edriana : Kondisi Kita Memang Sedang Tidak Baik

Edriana, narasumber tim BPN dalam acara apa kabar Indonesia, jelang debat cawapres 2019, Sabtu ((18/3/2019) @edriana_kita
Edriana, narasumber tim BPN dalam acara apa kabar Indonesia, jelang debat cawapres 2019, Sabtu ((18/3/2019) @edriana_kita

JAKARTA, KABAR SUMBAR-Jelang debat cawapres ketiga, Edriana hadir sebagai narasumber mewakili rakyat Indonesia, terkhusus Sumbar dan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi untuk memaparkan tawaran solusi. Paparan tersebut disampaikan dalam acara salah satu stasiun televisi. Mengangkat tema terkait kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaan dan sosial, Sabtu (16/3/2019).

Pada debat tersebut, Edriana, jubir tim BPN Prabowo Sandi menilai, kondisi negara di masa pemerintahan Jokowi-JK, dalam bidang pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan serta sosial memang sedang tidak baik. Terkait hal itu, Ia menjelaskan, program pemerintah terhadap angka kematian ibu melahirkan masih sangat signifikan, masih diangka 305 ibu meninggal setiap tahunnya. Artinya tiga kali lipat diatas angka MDGs (Millenium Development Goals).

Sementara MDGs menargetkan hanya 102 ibu yang meninggal pertahunnya. Edriana melanjutkan, tidak hanya itu saja, begitu halnya angka masalah kurang gizi kronis (stunting). Angka stunting WHO menargetkan 20 persen, sementara di Indonesia 30,8 persen.

“Itu terjadi pada lainnya, seperti narkoba dan bahkan menjamah partisipasi sekolah 8,3 istilahnya, dan itu per tahun. Sehingga masyarakat hanya merasakan pendidikan sampai kelas dua SMP. Jadi banyak sekali persoalan-persoalan kita hadapi,” ujar Edriana.

Persoalan tersebut tambahnya, seperti ketenagakerjaan, pengangguran, sehingga ini yang dikatakan, “Kondisi kita memang sedang tidak baik,” tegas Edriana.

Kondisi ini diperparah karena pengalokasian anggaran, beasiswa kurang mampu, petani, buruh, nelayan dan serapan tenaga kerja. Menyoal hal itu, Sandiaga katanya, selalu prihatin dengan hal demikian. Sehingga, ia selalu memberikan motivasi dan fokus agar warga dapat ber-UMKM, demikian halnya dengan serapan tenaga kerja.

“Bagaimana pun bang Sandi, memiliki pengalaman luar biasa dalam UMKM atau ketenagakerjaan,” terang Edriana, caleg DPR RI Dapil Sumbar 1.

Debat cawapres 2019 menurutnya, merupakan ruang bagi Sandiaga Uno. Pasalnya, ia mengetahui secara jelas, terutama masalah kesehatan, ketenagakerjaan. Isu tersebut selalu ia bidik dan terkadang harus preventif mengatasinya. Salah satu dicontohkan Edriana, dimana Sandi selalu memberikan pedoman kepada orang banyak untuk berlaku hidup sehat. Demikian halnya dengan BPJS, Edriana menyampaikan, semua telah diketahui betapa banyak kerugian negara terhadap hal ini, hingga defisit.

“Terjadinya defisit sehingga ancamannya kepada peserta PBI (Penerima Bantuan Iuran),” ungkapnya.

Edriana, perempuan Minang menjelaskan kembali, masalah kesehatan harus dilihat secara paketan, mulai dari preventif, kuratif dan promotif. Sebab, hal ini (BPJS) tidak bisa menutup mata. Sekarang peningkatan penunggakan siginifikan, dimana tahun ini 10 triliun dan meningkat 16 triliun.

Artinya, terhadap penyakit menular mulai diturunkan oleh pemerintah, sehingga tidak dapat terbantukan. “Kalau hanya sekadar melihat kartu ini dan kartu itu, tanpa adanya penyempurnaannya, situasinya akan tetap sama,” ungkapnya.

Terhadap persoalan ini, Edriana selaku tim BPN Prabowo-Sandi mengatakan, Prabowo-Sandi menawarkan solusi bagi rakyat.

Diantaranya, pendekatan secara holistik, artinya pendekatan secara sisi kesehatan, peningkatan gizi. Karena anak stunting itu tidak hanya fisk yang tidak tumbuh kembang sesuai usianya, tetapi otak juga kosong.

“Saya rasa Gerindra telah memberikan hal ini, mulai dari revolusi putih, gerakan emas, dan itu sudah banyak dilakukan. Ini akan menjadi program utama kedepannya,” jelas Edriana Noerdin.

Artinya terang Edriana, kedepan bagaimana pemberian makanan tambahan, baik kepada ibu sejak hamil, sampai kepada anak-anak sekolah. Pelaksanaan dari hulu ke hilir.

“Kita tidak bisa menutup mata bahwa alokasi anggaran harus serius terhadap hal itu. Kalau tidak, akan mengulang persoalan yang sama, seperti AKI yang semakin buruk kondisinya, Indonesia nomor dua se Asia Tenggara dan TBC nomor dua di dunia,” pungkasnya.

Baca Kabarsumbar.com lebih update via Google News, Klik Disini atau Join Telegram Disini.