JAKARTA, KABARSUMBAR – Kementerian Agama menyediakan 250 calon penerima beasiswa dalam Program 5000 Doktor pada tahun 2019.
Dikutip dari situs Kemenag, pendaftaran beasiswa Program 5000 Doktor dalam negeri itu akan ditutup 31 Mei 2019.
Dari hasil update terkini hingga 26 Mei 2019, jumlah pendaftar sudah mencapai sekitar 506 pendaftar untuk Beasiswa Full Scholarship (BS).
Untuk tahun 2019, Program 5000 Doktor menyediakan kuota 250 calon penerima beasiswa. Jumlah ini mengalami penurunan yang cukup signifikan dibanding tahun 2018, yakni 452 penerima beasiswa.
Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Arskal Salim mengatakan dalam seleksi Program 5000 Doktor tidak saja mendeteksi kecerdasan kognitif para peserta. Tetapi juga mendeteksi kecerdasan sosial, update terkait isu-isu kontemporer keislaman, sekaligus endurance (tahan banting) serta memiliki motivasi yang kuat untuk menyelesaikan studi tepat waktu.
“Terkait dengan akan segera ditutupnya pendaftaran Beasiswa 5000 Doktor Dalam Negeri, masyarakat yang memenuhi syarat agar segera mendaftarkan diri dan sekaligus mempersiapkan pilihan Perguruan Tinggi yang akan dituju dengan persiapan yang matang,” kata Arskal Salim di Jakarta, Senin 27 Mei 2019.
Sementara itu, Kepala Subdirektorat Ketenagaan Syafii menjelaskan dengan jumlah kouta beasiswa Doktor Dalam Negeri yang menurun, bukan berarti kualitas akan turun.
Dikatakan Syafii, Kemenag saat ini tengah mempersiapkan kemungkinan penyelenggaraan tes beasiswa berbasis komputer atau Computer Based Test (CBT).
Menurutnya, CBT memastikan transparansi sekaligus kualitas input calon penerima beasiswa Doktor Dalam Negeri lebih baik lagi.
“Jika Infrastruktur sudah siap, CBT bisa saja diterapkan tahun ini, namun tidak semua PTKIN nantinya harus menjadi lokasi test tapi terpilih. Dengan kuota 250 yang semakin ketat, maka tingkat seleksi kita mestinya akan semakin baik,” terang Syafii.
Selain itu, Kepala Seksi Pengembangan Profesi PTKI, Adib Abdushomad menyatakan, jika dengan input yang baik, diharapkan mereka akan dapat menyelesaikan studinya tepat waktu.
“Intinya kita harus selalu memperbaiki pola ujian masuk kita agar mendapatkan input calon peserta Doktor semakin baik,” pungkasnya.