Pessel – Anggota Komisi DPR RI, Rahmat Saleh, menyampaikan pentingnya penguatan nilai-nilai kebangsaan melalui pemahaman Empat Pilar MPR RI dalam sebuah kegiatan sosialisasi yang digelar pada Sabtu (28/6/2025) di Gedung Serbaguna Simpang 3 Pasar Indrapura, Kecamatan Airpura, Kabupaten Pesisir Selatan.
Acara ini dihadiri oleh puluhan warga dari berbagai latar belakang yang antusias mengikuti penyampaian materi dan diskusi seputar Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Dalam sambutannya, Rahmat menyebutkan bahwa penguatan Empat Pilar merupakan bagian dari tanggung jawab kebangsaan yang tidak bisa ditawar, terutama di tengah tantangan sosial dan informasi yang semakin kompleks.
“Kita tidak bisa abai terhadap nilai-nilai dasar berbangsa dan bernegara. Tanpa pemahaman yang kuat terhadap Empat Pilar, kita akan mudah terombang-ambing oleh pengaruh luar yang belum tentu sejalan dengan kepribadian bangsa,” ujar Rahmat di hadapan peserta.
Ia menegaskan, nilai-nilai kebangsaan tidak boleh hanya menjadi hafalan dalam teks pidato atau dokumen kenegaraan, tetapi harus tercermin dalam sikap dan perilaku sehari-hari masyarakat.
“Pancasila bukan hanya untuk dihafal, tapi untuk dijalani. Semangat gotong royong, keadilan sosial, dan penghormatan terhadap perbedaan harus hidup dalam keseharian kita,” katanya.
Rahmat juga menyoroti fenomena disinformasi dan polarisasi di media sosial yang, menurutnya, berpotensi melemahkan semangat persatuan dan kebhinekaan.
Ia mengajak masyarakat untuk lebih bijak dalam menerima informasi dan menjadikan nilai-nilai Pancasila sebagai landasan utama dalam menyikapi berbagai isu yang berkembang.
“Sekarang ini kita tidak hanya menghadapi ancaman fisik, tapi juga ancaman narasi. Banyak informasi yang beredar menyesatkan dan menimbulkan kegaduhan. Di sinilah pentingnya Pancasila menjadi penuntun kita,” ucapnya.
Dalam penyampaiannya, Rahmat juga menyampaikan harapan agar masyarakat di daerah tidak merasa terpinggirkan dari isu-isu kebangsaan. Menurutnya, daerah seperti Pesisir Selatan memiliki peran strategis dalam menjaga harmoni sosial dan memperkuat karakter kebangsaan.
“Indonesia bukan hanya soal ibu kota. Indonesia juga adalah nagari-nagari, kampung-kampung, dan masyarakat adat yang menyimpan kekayaan nilai luar biasa. Itulah yang harus kita jaga bersama,” ujarnya.
Rahmat menambahkan, kegiatan sosialisasi ini bukan sekadar agenda formal anggota DPR, melainkan sebuah upaya membangun kesadaran kolektif dari bawah.
Ia berkomitmen untuk terus mengunjungi daerah-daerah pemilihan dan berdialog langsung dengan masyarakat.
“Kami tidak ingin ada jarak antara wakil rakyat dan masyarakat. Melalui kegiatan seperti ini, kami ingin mendengar langsung aspirasi dan kegelisahan warga,” katanya.
Selama kegiatan berlangsung, peserta tampak aktif mengikuti pemaparan.
Rahmat mengajak mereka untuk menjadi penggerak nilai-nilai kebangsaan di lingkungannya masing-masing, serta menjaga semangat toleransi dan kebersamaan di tengah keberagaman yang ada.
“Kalau bukan kita yang menjaga bangsa ini, siapa lagi? Jangan sampai kita sibuk bertikai sementara nilai-nilai dasar bangsa kita terkikis perlahan,” tutup Rahmat Saleh.
Sosialisasi ini ditutup dengan seruan kolektif untuk terus menghidupkan semangat Pancasila dalam kehidupan bernegara, dan menjadi bagian dari solusi atas berbagai tantangan kebangsaan yang tengah dihadapi saat ini.