Biaya Besar, PAD Kecil: Stasiun Lambuang Bukittinggi Tutup

Foto : Internet

KABARSUMBAR – Proyek pusat kuliner Stasiun Lambuang di Bukittinggi, yang digagas Pemerintah Kota sejak 2022, akhirnya resmi ditutup.

Pusat kuliner ini sempat ramai menjadi sorotan publik saat peresmian oleh Menteri BUMN Erick Thohir dan anggota DPR RI Andre Rosiade pada Maret 2024. Namun, proyek ini hanya berhasil menghasilkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp 2,5 juta, dikutip Kompas.

Ketua DPRD Bukittinggi, Syaiful Efendi, menjelaskan bahwa pemasukan tersebut murni dari retribusi pedagang. “Sejak lahan dipinjamkan oleh PT KAI, Stasiun Lambuang hanya menyumbang PAD sebesar Rp 2,5 juta dalam tiga tahun terakhir,” ungkapnya, Jumat (30/5/2025).

Keputusan ini mendapat dukungan penuh dari DPRD Bukittinggi. “Kami mendukung keputusan Pemkot karena kontrak tersebut memberatkan keuangan daerah.” ucap Syaiful

Sementara itu, Pj Sekretaris Daerah Kota Bukittinggi, Al Amin, mengungkapkan bahwa biaya sewa lahan kepada PT KAI mencapai Rp 2,3 miliar per tahun

. “Pendapatan yang dihasilkan sangat kecil dan jauh dari biaya operasional serta sewa,” tambah Al Amin.

Karena itu, Pemkot Bukittinggi memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak sewa lahan sebagai langkah efisiensi anggaran.

Kondisi Stasiun Lambuang yang kini mulai sepi juga memunculkan kekhawatiran munculnya tindak kriminal apabila dibiarkan kosong. Oleh sebab itu, lahan tersebut kini dikembalikan ke PT KAI untuk mencegah masalah yang tidak diinginkan.

Pembangunan infrastruktur Stasiun Lambuang menelan dana sekitar Rp 17 miliar, dengan total anggaran termasuk sewa dan operasional mencapai Rp 24,5 miliar.

Proyek ini diharapkan mampu menghidupkan kembali perekonomian lokal serta memperkuat posisi Bukittinggi sebagai kota wisata unggulan di Sumatera Barat. Namun, harapan tersebut belum tercapai hingga akhirnya proyek kuliner ini ditutup.

Baca Kabarsumbar.com lebih update via Google News, Klik Disini atau Join Telegram Disini.