Cegah Pengangguran, Sumbar Tiadakan PSBB Meski Kasus Positif Corona Melonjak Tajam

Padang – Kasus Covid-19 di Provinsi Sumatera Barat beberapa hari belakangan mengalami penunjakan yang tajam, bahkan telah mencapai angka 90 kasus per hari.

Dilihat dari kasus terkonfirmasi positif yang melibatkan beberapa Kepala Daerah dan ASN lingkup Pemprov Sumbar, usut punya usut rata-rata kasus terkonfirmasi dari kalangan ASN pemprov Sumbar, dikarenakan mereka tidak disiplin dengan protokol kesehatan, seperti pakai masker, jaga jarak serta rajin cuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau pakai handsanitizer.

Dalam arahan yang digelar secara virtual dengan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) se-Sumatera Barat pada Selasa, 1 September 2020, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno mengingatkan dengan tegas untuk patuhi protokol kesehatan.

“Ada satu kunci atau keyword yang membuat kita tidak terpapar Covid tapi tetap produktif. Patuhi, ikuti, komit dengan protokol kesehatan tidak hanya Gubernur tapi seluruh masyarakat sehingga kita tetap produktif dan bisa bekerja dengan aman,” tegas Irwan.

Gubernur menambahkan, idealnya kebijakan yang harus dilakukan saat ini adalah lockdown atau Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB). Tapi untuk PSBB sendiri kewenangannya berada di pusat.

Akan tetapi dengan adanya lockdown atau PSBB dikhawatirkan angka pengangguran akan bertambah banyak, masyarakat tidak bisa beraktifitas dan tentu penghasilan akan berkurang.

Untuk mengatisipasi dan menekan angka penyebaran covid semakin luas, Gubernur bersama DPRD Provinsi Sumatera Barat sedang membahas Peraturan Daerah (Perda) yang mengatur serta memberikan sanksi berupa denda dan kurungan bagi masyarakat yang tidak memakai masker.

Sementara itu dr. Andani Eka Putra selaku penanggung jawab Laboratorium Unand mengatakan bahwa saat kini tenaga kesehatan sudah kewalahan dengan banyaknya sample yang masuk setiap hari.

“Sample yang masuk ada sekitar 4000 spesimen per hari, sementara kapasitas laboratium kita hanya bisa menampung 3000 spesimen per hari, saat ini kita perlu tenaga kesehatan dan peralatan labor yang memadai untuk pengujian sample tersebut,” kata dr. Andani.

dr. Andani menambahkan sekarang adalah fase puncak penyebaran covid di Sumbar, untuk itu diperlukan testing dan tracing, dan juga pembatasan-pembatasan kegiatan yang melibatkan banyak orang.

“Yang harus kita lakukan sekarang adalah mengedukasi masyarakat, menjalankan protokol kesehatan susah, jadi yang harus kita lalukan adalah mengedukasi masyarakat untuk ikuti protokol kesehatan,” ujar dr. Andani.

Baca Kabarsumbar.com lebih update via Google News, Klik Disini atau Join Telegram Disini.