Nasional

Tangsel-Bogor Semakin Dekat: Kemenhub Kaji Potensi Skytrain!

54
×

Tangsel-Bogor Semakin Dekat: Kemenhub Kaji Potensi Skytrain!

Sebarkan artikel ini
skytrain-tembus-tangsel-hingga-bogor-dikaji-kemenhub
Skytrain Tembus Tangsel Hingga Bogor Dikaji Kemenhub

Jakarta – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tengah mengkaji secara mendalam rencana pembangunan skytrain yang akan menghubungkan Tangerang Selatan dan Bogor.

Proyek ini diharapkan dapat menjadi moda transportasi pengumpan (feeder) yang efektif, mendukung jaringan transportasi massal yang telah ada, seperti MRT Jakarta dan LRT Jabodebek.

Menurut keterangan Wakil Menteri Perhubungan, pengkajian proyek tersebut saat ini telah memasuki tahap detail engineering design (DED).

“Jadi, itu memang ada rencana membuat kayak MRT, tetapi sistemnya lagi coba evaluasi,” ujarnya di sela-sela acara International Conference on Infrastructure (ICI) 2025 di Jakarta, Rabu (11/6/2015).

Tahap DED ini, lanjutnya, bertujuan untuk menentukan bentuk feeder yang paling sesuai dengan kondisi lapangan.

Salah satu opsi yang sedang dipertimbangkan adalah penggunaan teknologi kereta gantung atau skytrain.

“Kami pakai DED, ada yang pakai kereta yang di atas seperti MRT, nanti juga ada yang di bawah, tergantung pada kesediaan tanah. Termasuk ini ada teknologi yang baru pakai kayak kereta api gantung,” jelasnya.

Pengembangan moda transportasi baru seperti kereta gantung juga dievaluasi karena dinilai lebih efisien, hemat biaya, serta minim gangguan terhadap lingkungan perkotaan yang padat.

“Nanti kami lihat yang efisien, yang biayanya tidak terlalu mahal dan yang penting kesediaan tanah, tidak merusak lingkungan. Nah, itu akan kami kaji,” katanya.

Pemilihan jenis transportasi, baik jalur atas, bawah tanah, maupun gantung, akan didasarkan pada efisiensi biaya dan ketersediaan lahan di sepanjang jalur yang direncanakan.

Proyek ini diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk beralih ke angkutan umum, mengurangi kemacetan, dan memperbaiki kualitas udara di wilayah Jakarta dan sekitarnya.

“Hal itu agar masyarakat tertarik menggunakan sarana kendaraan umum sehingga pelan-pelan kemacetan akan berkurang karena orang sudah beralih pada transportasi massal,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Suntana menambahkan bahwa dengan berkurangnya penggunaan kendaraan pribadi, polusi udara di Jakarta diharapkan akan membaik.

Fokus utama dari rencana pembangunan transportasi publik ini adalah untuk menjawab kebutuhan konektivitas dari wilayah Jonggol, Bogor Timur, hingga Cibubur dan BSD menuju Lebak Bulus. “Nanti nyambung di sarana transportasi yang sudah terbangun,” tuturnya.

Pembangunan tidak hanya terbatas pada moda MRT, tetapi semua opsi tetap terbuka selama dinilai efisien dan mendukung integrasi antarmoda yang ada.

“Semua kemungkinan itu bisa dilakukan, baik MRT maupun LRT,” tegasnya.

Suntana juga menyampaikan bahwa Pemerintah Daerah Jakarta dan Jawa Barat saat ini sedang berupaya membangun sarana transportasi massal, termasuk kereta api.

“Pemerintah Daerah Jakarta, Jawa Barat, sekarang teman-teman dari pemerintah provinsi ini lagi ingin membangun sarana transportasi berbentuk massal, kereta api, dan lain-lain. Jadi. kemungkinan itu bisa terjadi, kami tidak menutup harus MRT atau LRT,” pungkasnya.

Baca Kabarsumbar.com lebih update via Google News, Klik Disini atau Join Telegram Disini.