Arosuka, Solok – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI melakukan sosialisasi pencegahan Stunting (masalah pertumbuhan) bagi remaja putri di Kabupaten dan Kota Solok.
Hal ini dilakukan dalam rangka menurunkan angka kasus Stunting pada dua daerah tersebut.
“Salah satu permasalahan paling mengkhawatirkan saat ini yaitu stunting. Apalagi berdasarkan riset WHO, di Indonesia sebanyak 37 persen anak mengalami masalah pertumbuhan stunting,” kata Asisten Ekonomi Pembangunan Kesejahteraan Rakyat (Eksbangkesra) Kabupaten Solok, Medison di Solok, Kamis 3 Oktober 2019.
Dikatakan Medison, 37 anak dari 100 anak di Indonesia mengalami masalah pertumbuhan stunting.
Kabupaten Solok sendiri termasuk tiga daerah rawan Stunting, selain Kabupaten Pasaman dan Pasaman Barat.
Ia menjabarkan, berdasarkan data dari pusat, tingkat Stunting di Kabupaten Solok mencapai 39 persen, lebih tinggi dari angka secara nasional.
Untuk itu, Kominfo RI dan Kominfo Kabupaten Solok mengadakan sosialisasi pencegahan stunting bagi remaja putri, karena Stunting bisa bermula dari perilaku hidup remaja putri yang tidak sehat.
“Sebab adik-adik remaja ini kedepannya akan menjadi calon Ibu. Makanya dari sekarang harus paham apa itu stunting dan cara menghindarinya,” jelasnya.
Ia berharap sosialisasi ini memberikan pemahaman kepada remaja putri bahwa asupan gizi dan makanan tidak sehat yang mereka makan saat ini akan berpengaruh terhadap calon generasi masa depan.
“Jadi, remaja sekarang harus memulai hidup bersih dan sehat menuju generasi bersih dan sehat (Genbest) agar generasi mendatang terhindar dari stunting,” sebutnya.
Sementara itu Perwakilan Kominfo RI Septa Dwi Anggraeni mengatakan, sosialisasi pencegahan stunting telah diadakan pada 30 Kota dan Kabupaten dari 60 daerah yang direncanakan.
“Solok merupakan Kabupaten ke 25 diadakan forum Genbest ini,” katanya.
Menurutnya, forum generasi sehat dan bersih dalam pencegahan stunting ini diharapkan akan menurunkan kasus stunting Indonesia yang masih tinggi yang harusnya sesuai WHO dibawah 20 persen.
“Apalagi kita akan memasuki bonus demografi 2030. Jika anak Indonesia stunting tentu potensi itu akan sia-sia,” tuturnya.
Fernandez