EkonomiSumatera Barat

Wisman Sumbar Naik, Okupansi Hotel Justru Turun Drastis.

402
×

Wisman Sumbar Naik, Okupansi Hotel Justru Turun Drastis.

Sebarkan artikel ini

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumbar, kunjungan wisman mencapai 8.312 orang, naik 32,57 persen dibandingkan April 2025 yang hanya 6.270 kunjungan.

Ilustrasi kamar hotel
Ilustrasi kamar hotel.

Padang – Meskipun jumlah kunjungan wisatawan manca negara (wisman) ke Sumatera Barat melalui Bandara Internasional Minangkabau (BIM) menunjukkan peningkatan signifikan pada Mei 2025, hal ini tidak berbanding lurus dengan tingkat hunian hotel baik berbintang maupun nonbintang di provinsi tersebut.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumbar, kunjungan wisman mencapai 8.312 orang, naik 32,57 persen dibandingkan April 2025 yang hanya 6.270 kunjungan.

“Malaysia masih menjadi negara penyumbang wisman terbanyak dengan 6.361 kunjungan, diikuti oleh Australia 288, Singapura 221, Amerika Serikat 124, dan Prancis 87 orang,” ujar Kepala BPS Provinsi Sumbar, Sugeng Arianto, dalam rilis resminya, Selasa (1/7/2025).

Sugeng juga menambahkan bahwa dari 10 besar negara asal wisman, kunjungan dari Selandia Baru mengalami lonjakan tertinggi, yaitu meningkat 104,35 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

Hunian Hotel Berbintang Menurun

Kendati demikian, Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di Sumbar justru mengalami penurunan. Pada Mei 2025, TPK tercatat 43,21 persen, turun 5,13 poin dibandingkan April 2025 yang sebesar 48,34 persen.

Apabila dibandingkan dengan Mei tahun sebelumnya yang mencapai 48,42 persen, penurunan mencapai 5,21 poin.

Penurunan ini terjadi di seluruh kelas hotel berbintang. Hotel bintang satu mengalami penurunan terdalam, yakni turun 6,99 poin. Hotel bintang dua, empat, dan tiga masing-masing juga mengalami penurunan sebesar 6,94 poin, 4,84 poin, dan 3,20 poin. Namun demikian, TPK tertinggi pada Mei 2025 masih dicatatkan oleh hotel bintang tiga, yakni sebesar 57,51 persen, disusul hotel bintang empat 43,22 persen, dan hotel bintang dua 38,86 persen. Hotel bintang satu mencatat TPK terendah, yaitu 25,16 persen.

Hotel Nonbintang Juga Turun

Senada dengan hotel berbintang, TPK pada hotel nonbintang juga mengalami penurunan tajam. Pada Mei 2025, tingkat hunian hanya mencapai 15,86 persen, turun 7,16 poin dari bulan sebelumnya yang mencapai 23,02 persen.

Penurunan paling drastis terjadi pada hotel nonbintang dengan jumlah kamar kurang dari 10, yang turun 9,45 poin. Hotel nonbintang dengan jumlah kamar lebih dari 40 turun 8,64 poin, kelompok 10–24 kamar turun 6,17 poin, dan kelompok 25–40 kamar turun 5,68 poin.

Secara keseluruhan TPK tertinggi di kategori nonbintang terjadi pada kelompok kamar 10–24 17,53 persen, sedangkan TPK terendah terjadi pada kelompok kamar <10 12,07 persen.

Lama Menginap Sedikit Meningkat

Rata-rata lama menginap tamu (RLMT) di hotel berbintang menunjukkan dinamika menarik. Pada Mei 2025, RLMT gabungan antara tamu asing dan domestik tercatat 1,20 malam, naik tipis dibandingkan April 1,16 malam.

Meski demikian, RLMT tamu asing justru turun, dari 1,54 malam menjadi 1,44 malam. Sebaliknya, RLMT tamu domestik naik menjadi 1,20 malam dari sebelumnya 1,15 malam.

Secara klasifikasi hotel, RLMT tertinggi untuk wisatawan asing terjadi pada hotel bintang satu 1,58 malam, disusul hotel bintang empat 1,47 malam, bintang dua 1,42 malam, dan bintang tiga 1,38 malam.

Adapun untuk wisatawan domestik, RLMT tertinggi terdapat di hotel bintang tiga 1,25 malam, diikuti hotel bintang empat 1,20 malam, bintang dua 1,16 malam, dan bintang satu 1,02 malam.

Baca Kabarsumbar.com lebih update via Google News, Klik Disini atau Join Telegram Disini.