BUMNag Mutiara Mandiri Ekspor Arang dari Batok Kelapa hingga Eropa

<p>BRIKET ARANG BATOK KELAPA</p>

PESSEL, KABARSUMBAR – Badan Usaha Milik Nagari atau BUMNAg Mutiara Mandiri dari Nagari Sungai Tunu Barat, Kecamatan Ranah Pesisir, Kabupaten Pesisir Selatan berhasil melakukan ekpor berupa arang dari batok kelapa hingga Qatar, dan negara Eropa lainnya.

Direktur BUMNag Mutiara Mandiri, Riski Arif Farmansyah mengatakan, Qatar dan sejumlah negara Eropa lainnya menjadi sasaran dari pihaknya, sejak tahun 2018.

Riski mengatakan, potensi besar tanaman kelapa yang dimiliki oleh nagari itu, dijadikanya sebagai peluang besar melalui BUMNag Mutiara Mandiri untuk meningkatkan ekonomi dan pendapatan masyarakat.

“Salah satu upaya yang kami lakukan adalah mengolah tempurung kelapa menjadi briket, atau lebih dikenal masyarakat dengan sebutan arang batok kelapa. Negara yang kami jadikan sebagai sasara ekspor adalah Qatar dan beberapa negara lainya di Eropa. Ini sudah berlangsung sejak tahun 2018 lalu,” kata Riski di Painan, Selasa 2 Oktober 2019.

Ia mengatakan bahwa dalam melakukan pengembangan usaha itu, pihaknya bekerja sama dengan perusahan di Pulau Jawa.

“Kami bekerja sama dengan sebuah perusahaan di Pulau Jawa dalam pengolahannya sebelum diekspor ke negara tujuan tersebut,” ungkapnya.

Ia menyebut, jika sejak awal tahun 2018, pihaknya rutin mengirim arang batok kelapa sebanyak 20 ton per bulannya kepada perusahaan yang bekerja sama tersebut.

“Namun sekarang kita bersama pihak perusahaan telah sepakat meningkatkan jumlah pengiriman menjadi 40 ton setiap bulannya,” jelas Riski lagi.

Diungkapkanya bahwa untuk memenuhi kebutuhan arang batok yang berjumlah puluhan ton tersebut, pihaknya melalui BUMNag Mutiara Mandiri menjalin kerjasama dengan sejumlah pedagang buah kelapa di kecamatan itu.

“Pedagang tersebut tidak hanya berdomisili di Sungai Tunu Barat, namun juga berasal dari nagari-nagari tetangga, bahkan juga kecamatan lain,” ungkapnya.

Selain dari pedagang, pihaknya juga menerima batok kelapa dari masyarakat, baik dalam jumlah banyak atau hanya dalam hitungan kilogram saja.

“Harga batok atau tempurung kelapa tergantung dari kualitasnya. Mulai dari harga Rp 800 hingga Rp 1000 per kilogram,” ungkapnya.

Setelah batok kelapa terkumpul dalam jumlah banyak, barulah BUMNag memproses menjadi arang batok untuk selanjutnya dikirim ke pabrik.

Baca Kabarsumbar.com lebih update via Google News, Klik Disini atau Join Telegram Disini.