Jejak Diplomasi Laili Roesad, Perempuan Minangkabau Indonesia Pertama di Kancah Internasional

Laili Roesad memiliki Ayah bernama Roesad Datuk Perpatih Baringek

Nama Laili Roesad mungkin tidak begitu sering terdengar dibandingkan nama-nama diplomat Indonesia yang berasal dari Minangkabau lainnya, seperti Mohammad Hatta, H. Agus Salim dan Sutan Syahrir.

Namun, sebagai bangsa Indonesia, seperti kata Bung Karno “Jangan sekali-kali melupakan sejarah” pentinglah untuk kita mengenal sosok yang satu ini, terutama bagi masyarakat Minangkabau.

Laili Roesad lahir di Padang Sumatera Barat pada tanggal 19 September 1916. Laili Roesad memiliki Ayah bernama Roesad Datuk Perpatih Baringek dan Ibu bernama Hasnah yang berasal dari Payakumbuh. Ayahnya merupakan pejabat pada masa pemerintahan colonial Belanda dan Ibunya merupakan MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) pertama di Padang.

Laili kecil lahir dan dibesarkan di Padang, beliau menempuh pendidikan di Perguruan Adabiah, Padang, dan melanjutkan pendidikan mengambil focus di bidang hukum di Rechtshoogeschool dan menjadi perempuan pertama di Sumatera Barat yang mendapatkan gelar hukum.

Setelah Lulus, Laili melanjutkan karirnya di Dewan Kehakiman di Padang, namun Laili tidak bisa menjadi hakim pada saat itu karena masih belum ada peran perempuan di bidang tersebut.

Karir Diplomatik Laili berawal pada tahun 1949 di mana Laili bergabung ke dalam Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia dan seringkali mewakili Indonesia pada pertemuan-pertemuan PBB yang mengantarkan Indonesia ke kancah Internasional di awal kemerdekaannya. Dengan kecerdasannya, pada tahun 1959, Laili ditugaskan sebagai duta besar Indonesia untuk Belgia dan Luksemburg dan pada tahun 1967 sebagai duta besar Indonesia untuk Austria, yang menjadikannya sebagai diplomat perempuan Indonesia pertama yang ditugaskan sebagai duta besar.

Keberhasilan Laili sebagai diplomat perempuan pertama yang ditugaskan sebagai duta besar Indonesia memicu semangat para perempuan Indonesia untuk berkarya dan sebagai masyarakat Minangkabau saya tentunya bangga dengan fakta bahwa duta besar perempuan Indonesia pertama merupakan orang Minang.

Laili Roesad memiliki pengaruh signifikan terhadap hubungan luar negeri Indonesia. Sebagai duta besar Indonesia untuk Belgia dan Luksemburg dan Austria, Laili berhasil memperkuat hubungan Bilateral antara kedua negara sehingga memperkuat posisi Indonesia sebagai negara yang baru merdeka saat itu.

Laili juga selalu mempromosikan nilai-nilai Indonesia dalam setiap kegiatan diplomatisnya, di mana Laili seringkali memakai batik dan kebaya untuk mempromosikan dan memperkenalkan budaya Indonesia di kancah Internasional.

Sebagai seorang perempuan yang tumbuh dari keluarga Minangkabau yang kental, terdapat nilai-nilai Minangkabau yang selalu Laili bawa.

Salah satunya adalah Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah, di mana Laili dikenal sebagai seorang yang religious dan selalu mengedepankan nilai-nilai Islam dalam setiap tindakannya. Juga Laili selalu menjunjung tinggi nilai musyawarah dan mufakat dalam mencari solusi untuk suatu permasalahan.

Terlahir di Ranah Minang dan bersinar di kancah internasional tidak membuat Laili Roesad melupakan nilai-nilai Minangkabau dalam langkahnya.

Laili Roesad telah membuka jalan bagi perempuan di Indonesia bahwa perempuan mampu untuk bersaing dan memberikan kontribusi berharga bagi Indonesia. Laili Roesad merupakan teladan bagi seluruh perempuan Indonesia, terutama perempuan Minangkabau.


Oleh : Atikah Najra Fathiya – Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Andalas

Baca Kabarsumbar.com lebih update via Google News, Klik Disini atau Join Telegram Disini.

Penulis: Atikah Najra Fathiya - Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Andalas