Solok Kota – Kabut asap kembali menyelimuti Kota Solok dengan jarak pandang sekitar 500 meter, Selasa 15 Oktober 2019.
Hal ini pun membuat pengendara motor dan mobil harus berhati-hati dan mengurangi kecepatan,masyarakat pun mulai memakai masker kembali dalam menjalani aktivitas sehari hari.
“Senin 14 Oktober 2019 kemarin, pada pukul 11.00 berdasarkan analisis citra satelit Himawari oleh BMKG menunjukkan adanya sebaran asap yang mulai masuk ke wilayah tenggara Sumbar,” kata Kepala BPBD Kota Solok Kenfilka melalui Plt Kepala Tata Usaha Kasi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Adel Wiratama di Solok.
Ia menjelaskan berdasarkan Pemantau Atmosfer Global (SPAG) atau Global Atmosfir Wacth (GAW) Bukit Kototabang, Agam sebaran asap sendiri terpantau meluas dari wilayah Riau, Jambi dan Sumsel. Hal ini sejalan dengan masih adanya hotspot titik api yang terpantau pada daerah tersebut.
“Paling banyak kabut asap kiriman dari Palembang, Sumsel. Karena titik api terpantau dari arah selatan,” ujarnya.
Menurutnya, kualitas udara masih sedang. Tapi pihaknya akan terus memantau selama tiga hari dari Senin 14 Oktober 2019 hingga Rabu 16 Oktober 2019.
Jika setelah tiga hari kemungkinan kualitas udara memburuk pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dan Dinas Lingkungan Hidup.
“Untuk sementara kami telah menghimbau masyarakat untuk waspada, mengurangi aktivitas di luar rumah, memakai masker dan mengurangi kecepatan laju kendaraan,” ujarnya.
Udara yang berkabut karena terpapar asap kiriman sudah terlihat sejak beberapa hari terakhir, meskipun kondisinya dinilai masih belum membahayakan.
Sementara Dinas Lingkungan Hidup setempat memang belum mengukur tingkat tercemarnya udara karena belum adanya alat tersebut.
Pihaknya akan terus memantau keadaan di lapangan, dan memberikan sosialisasi ke masyarakat agar menjaga kesehatan dan keselamatan selama beraktivitas di luar ruangan.
Ia berharap masyarakat lebih peka terhadap perubahan udara sehingga dapat mengantisipasi hal-hal yang buruk yang dapat terjadi.
Fernandez